Kamis 12 Nov 2015 19:54 WIB
Hari Ayah Nasional

Ustaz Bendri: Jadilah Ayah Pendekar

Rep: C35/ Red: Ilham
Seorang ayah dan anaknya saat car free day
Foto: antarafoto
Seorang ayah dan anaknya saat car free day

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ini adalah era dimana kesadaran laki-laki untuk bertanggung jawab akan perannya dalam keluarga sudah mewabah. Ustaz Bendri Jaisyurrahman pendiri Sahabat Ayah menilai kondisi ini lebih baik daripada budaya sebelumnya yang meyakini bahwa tugas ayah hanya seorang pencari nafkah.

Dia menyebut, era dimana ayah sudah mulai muncul ini sebagai ayah yang turun gunung, sebagai ayah pendekar. Kata pendekar tersebut memiliki kepanjangan yang bermakna filosofis, yakni peduli anak dan keluarga. Terlebih karena ayah memang memiliki tanggung jawab lebih, karena sudah diberi kelebihan oleh Allah SWT sebagai qowwam atau sandaran.

"Ayah peduli anak dan keluarga (pendekar) ini dibutuhkan di negeri yang sedang terjadi fenomena negeri ibu-ibu ini. Dimana sektor pengasuhan dipegang sepenuhnya oleh ibu, ketika anak berumur 0-2 diasuh ibu-ibu, ketika anak beranjak ke sekolah TK dan playgroup diasuh ibu-ibu, dan seterusnya," katanya kepada Republika.co.id, Kamis (12/11).

Berdasarkan data dari BKKBN, dia menyebutkan bahwa terdapat sekitar 70 persen laki-laki di Indonesia melambai dan sangat feminin. Hal ini menurut dia disebabkan oleh kurangnya stimulan ayah dalam keluarga.

Selain itu, dia juga mengutip Ibnul Qayyim yang menyebutkan bahwa kerusakan anak, salah satunya terdapat tanggung jawab ayah di dalamnya. Nanti ketika di akhirat yang ditanya tentang anak adalah ayahnya bukan ibu, karena nashabnya ke ayah. Nashab ini menunjukkan pertanggungjawaban, baik di dunia maupun di akhirat.

"Ketika zaman khalifah, seorang ayah akan ditanya kalau anaknya bandel, 'man abuka', bukan ibunya. Al ummu madrasatul ula wal abu mudiruha, ibu madrasah pertama keluarga dan ayah kepala sekolahnya," tuturnya.

Terakhir, dia memperingatkan kepada para ayah dan calon ayah agar jangan sampai seorang ayah ditolak shalatnya dan amalan lainnya hanya karena anak tidak ridho, karena tidak merasa diasuh oleh ayahnya. Maka, inilah saatnya ayah memahami dengan kekuatan dirinya di manapun dia berada ayah bertanggungjawab untuk membawa anak-anaknua bersama-sama masuk surga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement