REPUBLIKA.CO.ID,MARYLAND -- Selama bertahun-tahun, Muslim Amerika Serikat memperjuangkan akomodasi sekolah untuk meliburkan siswa pada libur hari raya Islam.
Gayung bersambut, Selasa (10/11) kemarin, Dewan Pendidikan Montgomery County, Maryland memutuskan untuk meliburkan sekolah-sekolah mulai peringatan Idul Adha tahun depan.
Penetapan libur sekolah ini diusulkan oleh salah satu anggota dewan, Christopher Barclay. Komunitas Muslim memenangkan keputusan dengan angka 6-2.
“Kita bicara tentang keragaman yang kita miliki dalam komunitas luar biasa ini, tapi faktanya, hal yang paling penting adalah tindakan yang kita ambil,” kata Barclay.
Dilansir dari WorldNetDaily, Kamis, (12/11), sejumlah anggota dewan dan orang tua murid menyambut baik usulan ini. Anggota dewan, Jill Ortman-Fouse, menyebut pencapaian ini bagian dari keragaman dan keadilan. Salah satu wali murid, Saqib Ali, juga mengaku senang dengan perubahan tersebut.
Menurut Ali, keputusan ini telah mengangkat rasisme konstitusional yang menenggelamkan kebijakan libur hari raya Islam selama bertahun-tahun. Sebelumnya, libur sekolah hanya diterapkan pada hari raya Kristen dan Yahudi.
“Saya senang. Anak perempuan saya sekarang sama dengan yang lain. Siapa yang bisa melawan kesetaraan?” kata dia.
Beberapa tahun terakhir, pengakuan Dewan Pendidikan terhadap hari raya Islam di Amerika semakin meluas. Montgomery County, distrik sekolah terbesar di Maryland ini, bukan satu-satunya distrik yang menutup kelas pada hari raya Islam. Maret lalu, Wali Kota New York, Bill de Blasio dan Kanselir Sekolah Carmen Farina telah lebih dulu mengumumkan libur sekolah pada hari raya Islam.
Dengan cara ini, kata Blasio, ratusan ribu keluarga Muslim tidak lagi harus memilih antara menghormati hari raya dalam kalender mereka atau menghadiri sekolah. Sekolah-sekolah di Vermont, Massachusetts, dan New Jersey juga telah meliburkan siswanya pada hari raya Islam.