REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati dunia parenting Neno Warisman mendukung pemerintah untuk menjalankan kursus pranikah guna mewujudkan ketahanan keluarga. Neno berharap pemerintah dapat memberikan pengetahuan yang diperlukan calon pasangan suami istri untuk mengarungi rumah tangga.
"Pemerintah harus membuat pengajarannya menarik. Lembaga-lembaga dakwah yang sudah lebih dulu menjalankan edukasi tersebut harus digandeng," ujar Neno ketika berkunjung ke Kantor Republika.co.id, Selasa (10/11).
Neno menilai sebetulnya pemerintah terlambat menginiasi edukasi pranikah. Karena edukasi ini sangat dibutuhkan masyarakat. "Tidak apa-apa terlambat. Perlu diingat, jumlah anak muda yang tidak tahu kewajiban-kewajiban menjadi suami maupun istri masih sangat banyak," ujarnya. (Baca Juga: Edukasi Parenting Minim, Kursus Pranikah Dinilai Penting).
Neno menyatakan, dalam kursus pranikah perlu ada pemahaman tentang kehidupan berumah tangga. Ia mencontohkan, saat ini anak perempuan disiapkan untuk menjadi bagian dari publik. Anak perempuan pun berani menyatakan pendapatnya secara langsung termasuk kepada suami.
Namun, dalam rumah tangga, hal ini dinilai dapat menjadi masalah. "Di rumah, suami marah, istrinya menyahut, lantas bersahut-sahutan," ujar Neno.
Neno mengatakan, bagi perempuan, tidak menyahut bukan berarti kalah. Hal-hal ini, ujar Neno, butuh dijelaskan dan dipahami oleh pasangan muda.
Selain itu, Neno menekankan, calon orang tua harus memahami cara mengasuh anak. Neno meminta agar para calon pengantin mendapatkan pendidikan untuk menjadi orang tua yang baik. Ia menjelaskan, otak anak dapat berkembang dengan baik jika perlakuan orang tuanya baik.
Akan tetapi, Neno mengamati di lapangan, memarahi anak masih dilakukan banyak orang tua. "Calon pengantin yang jadi orang tua nanti, haram hukumnya marah kepada anaknya di usia nol hingga tujuh tahun," ujar Neno. n Ahmad Fikri Noor