Selasa 10 Nov 2015 15:00 WIB

Konflik Agama Terjadi karena Kepentingan

Rep: c25/ Red: Damanhuri Zuhri
Kerukunan Beragama (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kerukunan Beragama (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerukunan umat beragama di Indonesia belakangan sedikit terusik karena insiden-insiden berbau gama. Kedewasaan umat beragama dinilai sebagai salah satu kunci menghapus konflik yang ada.

Sosiolog dan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Prof Dr Bambang Pranowo menilai konflik-konflik berbau agama akan terus terjadi di Indonesia, selama umat beragama di Indonesia belum dewasa dalam berfikir dan bersikap. Hal itu mengacu kepada insiden-insiden berbau agama yang banyak terjadi belakangan, salah satunya adalah pelarangan pembangunan rumah ibadah.

Lebih lanjut Bambang menilai insiden berbau agama akan terus terjadi di Indonesia, karena umat beragama yang ada selalu menganggap kehadiran umat beragama lain sebagai suatu ancaman.

Ketidakdewasaan itu, kata dia, membuat mereka mudah tersulut emosi, dan melupakan posisi umat beragama yang dianggap ancaman itu sebagai warga negara Indonesia, sama seperti mereka. "Korsleting agama akan terus terjadi selama umat beragama belum dewasa," kata Bambang kepada Republika, Selasa (10/11).

Selain itu, Bambang mengungkapkan insiden berbau agama yang ada, terjadi akibat tumpang tindih kepentingan peribadi atau kelompok, yang mengatasnamakan agama sebagai pemulus kepentingan.

Ia mengingatkan kepentingan politik dan ekonomi pribadi atau kelompok di suatu daerah, sering kali menjadi penyebab utama yang tentu saja ditutupi dengan bingkai agama dengan sangat rapi.

Menurut Bambang, kedewasaan umat beragama di Indonesia sangatlah penting untuk ditumbuhkan, sebagai salah satu kunci untuk menghapus dan mencegah konflik berbau agama terjadi lagi di Indonesia.

''Seluruh masyarakat Indonesia harus diingatkan kembali akan persatuan dan kesatuan bangsa, agar dapat hidup rukun berdampingan sesama warga negara Indonesia dengan agama apapun yang mereka yakini,'' kata Bambang mengingatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement