Sabtu 07 Nov 2015 15:01 WIB

Pengurus Masjid Makkah Keluhkan Gaji yang Minim

Rep: c 35/ Red: Indah Wulandari
Masjid Makkah, India
Foto: toi
Masjid Makkah, India

REPUBLIKA.CO.ID,HYDERABAD -- Di saat pemerintah negara bagian Telangana mengklaim akan memberikan perhatian tinggi terhadap kesejahteraan minoritas, pengurus masjid tertua di daerah tersebut tak terurus.

"Ada bulan di mana kita harus bekerja tanpa dibayar sepeserpun, kadang-kadang gaji kami dikeluarkan setelah enam bulan. Kami masih menunggu remunerasi untuk bulan ini juga," ujar Mohammed Ali, muazin Masjid Makkah dilansir dari Times of India, Sabtu (7/11).

Selain itu, pemuka agama yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa selain dia, ada 19 karyawan yang bekerja di dalam masjid, mulai dari imam hingga manajer.

Dia menceritakan, ada saat-saat ketika mereka bekerja 16 jam dalam satu hari, terutama selama perayaan hari besar. Kendati demikian pemerintah masih tidak menganggap itu dan memberikan kebijaksanaan untuk membayar mereka tepat waktu.

Keluhan lain muncul karena ketika mereka mengajukan permintaan, pada kenyataannya belum ada revisi untuk membayar remunerasi bersama selama beberapa dekade.

"Setelah pemerintah Telangana memberlakukan kebijakan itu, kami melihat gaji para penjaga rumah dua kali lipat, bahkan tukang sapu GHMC, yang membersihkan masjid mendapat bayaran lebih tinggi dari imam.

Sementara imam mendapatkan gaji sekitar Rp 2, 2 juta, sementara penjaga mendapatkan gaji sebanyak Rp 2,5 juta," kata Manan, manajer masjid.

Mereka juga terus membandingkan gaji mereka dengan pegawai sipil dan petugas keamanan, mereka mengatakan bahwa mereka mengerjakan kegiatan keagamaan dan pemerintah harus melihat ke dalam masalah-masalah mereka segera.

Bahkan mereka, kata Manan, telah mencoba berkali-kali untuk bertemu dengan pejabat dari Departemen Kesejahteraan kaum minoritas, tetapi mereka selalu ditolak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement