Jumat 30 Oct 2015 18:37 WIB

BI: Pesantren Pintu Pengenalan LKD

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Pondok Pesantren Asshidiqiyah.
Foto: Ist
Pondok Pesantren Asshidiqiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dengan keunggulan badan usahanya, pondok pesantren diharapkan bisa jadi pintu pengenalan layanan keuangan digital bagi warga pondok maupun masyarakat sekitar.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas menyatakan, dengan keunggulan yang dimiliki itu, pondok pesantren bisa bersinergi dengan lembaga usaha lainnya, termasuk penyedia layanan keuangan digital (LKD). LKD memanfaatkan pihak ke tiga dengan mengandalkan teknologi informasi.

''Ini agar akses ke warga pesantren dan masyarakat sekitar pondok pesantren ke layanan keuangan formal jadi lebih luas. Ini juga bagian strategi Inklusi Keuangan Islam (IFI),'' ungkap Ronald dalam Indonesia Shari'a Economic Festival, Jumat (30/10).

Di awal, BI memfasilitasi sinergi perusahaan telekomunikasi dengan pondok pesantren dalam satu model bisnis dengan keunggulan masing-masing. Telkom dengan aplikasi TI, pondok pesantren dengan pengaruhnya di masyarakat.

Perusahaan telekomunikasi Telkomsel, Indosat dan XL Axiata sudah melakukan ujicoba LKD di pondok pesantren Darut Tauhid Bandung dan pondok pesantren putri Al Mawaddah Jatim.

Di Darut Tauhid, telkom disinergikan dengan badan usaha milik pesantren. Sementara di Al Mawaddah, kerja sama LKD dilakukan untuk proses pembayaran uang sekolah, kiriman uang dari orangtua kepada pada santri dan transaksi usaha pesantren.

Ronald berharap, implementasi LKD di kedua pesantren bisa diikuti pesantren lainnya. Dengan begitu, ia berharap transaksi keuangan jadi lebih aman, lancar dan terlindung dari hal-hal merugikan.

Dari uji coba ini, BI juga berharap adanya masukan untuk IFI, upaya mitigasi atas kekurangan yang muncul selama proses berjalan, bisa mengukur animo masyarakat, serta jadi bahan masukan bagi regulator.

''Model sinergi ini akan dijalankan di pesantren-pesantren lain dan kami harap ada model lain yang bisa diaplikasikan secara nasional,'' kata Ronald.

Perkembangan ekonomi nasional tak lepas dari peran pesantren dan tokoh-tokohnya. ''Peran pesantren dalam menggerakkan ekonomi syariah, kharisma pemimpin, santri dan jaringan alumni yang luas, serta aneka usaha milik pesantren bisa mendorong ekonomi syariah,'' kata Ronald.

Ke depan, peran pesantren akan makin strategis dalam ekonomi, pun ekonomi syariah. Kehadiran pondok pesantren di tengah masyarakat diharapkan juga bisa memberdayakan ekonomi mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement