REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluang ibadah Muslimah saat melalui masa haid terbuka. Khususnya yang tidak membutuhkan syarat suci dari hadats.
Fahrur Muis, Penulis buku Amalan 24 Jam Wanita Haid menjelaskan, definisi ibadah adalah seluruh perkara yang dicintai dan diridhai Allah. Baik perkataan maupun perbuatan yang lahir maupun batin. "Menurut ulama, ibadah dibagi menjadi lima yakni ibadah hati, fisik, harta, lisan, dan akal," kata dia.
Lalu apa saja jenis ibadah yang dilakukan wanita ketika sedang haid.
A. Amalan Hati
Amalan hati merupakan ibadah yang bisa dilakukan wanita saat haid. Ibadah ini bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, tanpa ada masa libur. Cakupannya sangat luas. Berikut amalan yang bisa dillakukan:
1. Menghadirkan keikhlasan.
Untuk amalan ini, hal pertama yang bisa dilakukan adalah menjalani haid dan ikhlas meninggalkan larang-laranganya. "Perlu dipahami Muslimah ketika mereka tengah haid, mereka meninggalkan shalat dan ppuasa berarti mereka melaksanakan ketaatan kepada Allah. Karena makna taat adalah melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganya," kata dia.
2. Merasa diawasi Allah.
Merasakan adanya pengawasan Allah merupakan benteng yang kokoh dari perbuatan maksiat dan dosa. Mengapa demikian, Fahrur mengatakan, karena seseorang yang merasa diawasi secara otomatis membuat keinginan berbuat dosa menjadi kendur.
"Merasa diawasi menumbuhkan sikap malu berbuat dosa. Tentu saja nni akan membuat dampak yang bagus terhadap amal wanita yang sedang haid," kata dia.
3. Muhasabah.
Wanita haid secara bijak hendaknya mengisi waktu introspeksi diri. Bagaimana caranya, Ibnul Qayyim, ulama terkemuka menjelaskan instrospeksi diri merupakan memperhitungkan sebelum meninggalkan atau berbuat seusatu.
4. Mujahadah.
Kesungguhan memerangi hawa nafsu diperlukan Muslimah yang tengah menjalani masa haid. Mengapa, Fahrur mengatakan, tabiat nafsu itu mengajak perbuatan buruk. Karena itu beruntunglah kepada mereka yang mampu memerangi hawa nafsu.
5. Meniatkan Kebiasaan untuk ibadah.
Muslimah yang meniatkan amal, seperti tidur dan makannya untuk menambah ketaatan kepada Allah, nicaya dia akan memperoleh pahala atas natannya itu. Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan, Rasulullah bersabda sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang akan dibalas berdasarkan apa yang diniatkannya.