REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Para pelaku industri wisata di dunia kini mulai berlomba-lomba memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim dari seluruh dunia. Berbagai fasilitas pun mereka siapkan untuk mendukung kenyamanan wisatawan dari negara-negara Musllim dunia tersebut.
Muslim Village, Senin (26/10) melansir sebuah perusahaan penyewaan di Orlando, Florida telah menawarkan rumah untuk berlibur keluarga Muslim. Rumah tersebut memiliki kolam renang bertirai sehingga bisa dimanfaatkan oleh perempuan berhijab untuk berenang. Kamar-kamarnya juga dilengkapi sajadah dan Alquran.
Ada lagi, sebuah perusahaan aplikasi di Inggris mendata restoran yang menyajikan daging halal di London dan Dubai. Sementara sebuah pengembang aplikasi asal Boston menawarkan panduan wisata untuk 90 kota dengan fitur waktu shalat dan kompas yang menunjukkan arah kiblat.
Menurut Reem El Shafaki, rekanan senior di perusahaan Dinar Standard, hotel Ritz Carlton di Dallas dan New York memberikan contoh yang baik dalam melayani tamu Muslim. Industri perhotelan ini dapat melayani Muslim tanpa perlu mengalienasi non-Muslim.
“Mereka menawarkan makanan halal, mempunyai koki Timur Tengah, kamar dengan ruang yang memungkinkan pemisahan jenis kelamin, dan melatih staf depan dengan berbagai norma budaya,” kata dia.
Pengeluaran wiasatawan Muslim dari berbagai negara cukup tinggi. Wisatawan dari negara teluk, seperti Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Oman menghabiskan 64 miliar dolar AS tahun ini. Mereka diperkirakan akan menghabiskan 216 miliar dolar pada tahun 2030, menurut studi perusahaan travel Amedeus tahun 2014.
Studi itu juga menemukan, rata-rata seorang wisatawan dari negara-negara itu menghabiskan sekitar 9900 dolar sekali perjalanan ke luar Teluk. Untuk wisatawan Uni Emirat, angkanya bisa mencapai 10.400 dolar.