REPUBLIKA.CO.ID,SARAJEVO -- Kaum cendikiawan Muslim Bosnia menegur Perdana Menteri Hungaria atas komentar bernada anti Islam. Lantaran komentar tersebut terkesan sewenang-wenang dan merusak perdamaian.
"Setiap ketidaktahuan adalah merusak, khususnya yang dilakukan oleh pejabat politik senior yang memiliki kekuatan sosial dan peran untuk mempengaruhi opini orang lain," kata ulama Muslim Bosnia Efendi Husein Kavazovic, seperti dilansir Onislam.net, Jumat (23/10).
Kavazovic merupakan pemimpin dari komunitas Muslim Slavia, komunitas terbesar di Eropa yang dikenal moderat dan bertoleransi terhadap penganut agama lain.
Sebagai salah satu tujuan migran dan pengungsi di Eropa, pemerintah Hungaria malah manganggap kedatangan pengungsi sebagai ancaman bagi kemakmuran, keamanan, dan nilai-nilai Kristen di Eropa.
Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban kemudian mengatakan Islam, tidak pernah menjadi bagian dari Eropa, dan cara hidup Muslim tidak mencerminkan rohani Eropa.
Mengkritik Orban, Kavazovic menegaskan orang-orang yang berpendidikan akan tahu bahwa pengungsi Kristen dan Yahudi juga datang ke Eropa dari tempat lain, sama seperti Islam.
Ia berharap, tidak akan lagi mendengar komentar serupa dari pejabat senior Eropa di masa depan.
Kavazovic menambahkan, komentar Orban telah menjungkirbalikkan prinsip demokrasi dan mengkhianati semangat Kristen.
"Demokrasi juga bukan merupakan produk asli Eropa asli. Diciptakan di Yunani saat Eropa tidak memiliki konsep budaya, dan ketika kota-kota Yunani adalah bagian dari dunia, sebagai peradaban yang condong ke Timur," ujar Kavazovic.