REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, menyiapkan anggaran Rp 1 miliar untuk program menerjemahkan kitab-kitab yang jadi rujukan para santri di setiap Pondok Pesantren.
Kitab tersebut, nantinya harus diterjemahkan ke Bahasa Indonesia atau Bahasa Sunda. Supaya, terjemahan kitab-kitab itu bisa jadi rujukan para pelajar di sekolah umum.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, menginstruksikan para santri dan kyai di Purwakarta segera menerjemahkan kitab-kitab yang sering dipakai. Terutama, kitab-kitab yang isinya tentang ilmu pengetahuan, baik agama, alam, ekonomi, sosial budaya, maupun politik.
"Ilmu dari kitab itu harus ditransferkan juga ke pelajar di sekolah umum," ungkap Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kepada Republika, Kamis (22/10).
Selama ini, lanjut Dedi, ilmu dari kitab itu hanya bisa dinikmati kalangan santri dan kyai. Sebab, kitabnya menggunakan Bahasa Arab.
Karena itu, pada hari santri ini, dirinya menantang para santri dan kyai untuk segera menerjemahkan kitab-kitab pengetahuan ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda.
Menurut Dedi, terjemahannya itu akan dicetak dan dibukukan. Buku dari terjemahan kitab itu, disebarkan ke semua perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah maupun perpustakaan pemerintah.
Dengan begitu, rujukan ilmu para pelajar ini akan bertambah. "Anggaran Rp 1 miliar itu, untuk upah menerjemahkannya serta mencetak terjemahan tersebut," kata Dedi Mulyadi menjelaskan.