REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kalangan santri di Kabupaten Banyumas, memperingati Hari Santri Nasional (HSN) yang baru pertama kali dilaksanakan ini, dengan cara unik. Puluhan santri dari Pondok Pesantren Al- Hidayah dan SMK Pesantren Al- Kausar Purwokerto, memperingati HSN dengan cara mendatangi Rumah Sakit Islam Purwokerto, Kamis (22/10).
''Kami mendatangi RSI Purwokerto untuk menggelar doa bersama dengan keluarga pasien dengan harapan pasien yang kini sedang sakit bisa cepat sembuh,'' jelas Kepala SMK Pesantern Al- Kausar Ahmad Tohorin. Dia menyatakan, pihaknya sengaja mengisi HSN dengan cara mendoakan yang sakit, untuk menunjukkan bahwa para santri masih memiliki kepedulian pada masyarakat yang sedang mengalami musibah.
''Kegiatan ini merupakan bentuk bakti sosial yang kami lakukan. Bagi kami, bakti sosial bukan hanya dalam bentuk bantuan fisik. Yang kami lakukan adalah bakti sosial non fisik yang lebih menyentuh batin,'' jelasnya.
Apalagi, kata dia, santri mempunyai kekuatan dalam berdoa, sehingga pihaknya memilih cara mendoakan pasien yang sedang sakit , sebagai cara mengisi HSN. Dalam acara tersebut, para santri, keluarga pasien dan perawat RSI berkumpul bersama di masjid rumah sakit, kemudian berdzikir yang dipimpin salah satu kyai pesantren.
Setelah dzikir selesai, baru kyai dan santri menengok sejumlah pasien yang terbaring di bangsal RSI. Mereka kemudian menyalami dan mendoakan, agar segera sembuh. Selain mendoakan pasien di RSI, para santri ini juga mendoakan para polisi. Hal itu dilakukan dengan mendatangi Markas Komando (Mako) Brimbob yang berlokasi tidak jauh dari pondok pesantren mereka.
Menurut Tohirin, kedatangan mereka di Mako Brimob, untuk mendoakan agar personil Polisi ini, ini tetap sehat dan mampu melaksanakan tugasnya sehari-hari, agar negara aman.
Selain para santri yang memperingati HSN dengan cara mendoakan pasien sakit, sejumlah sekolah di Banyumas juga memperingati HSN dengan cara membebaskan para muridnya untuk mengenakan baju muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini antara lain dilakukan di sejumlah SD dan SMP yang ada di wilayah Wangon dan Jatilawang.