Kamis 22 Oct 2015 15:34 WIB

Harapan Presiden di Hari Santri Nasional

Presiden Joko Widodo
Foto: Reuters/Beawiharta
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan penetapan Hari Santri dimaksudkan untuk meneladani semangat jihad ke-Indonesia-an dari pendahulu yang memperjuangkan negara dari para penjajah.

"Semangat kebangsaan, cinta tanah air, rela berkorban untuk bangsa dan negara," kata Presiden saat Deklarasi Hari Santri di Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (22/10).

Dengan mewarisi semangat ini, Presiden berharap para santri masa kini dan masa depan, baik yang di pesantren maupun di luar pesantren, dan seluruh anak bangsa, dapat selalu memperkuat jiwa religius keislaman dan sekaligus juga jiwa nasionalisme-kebangsaan.

"Para santri selalu ingat untuk berjihad untuk bangsa, untuk tanah air dan tumpah darah Indonesia, kita tercinta," kata Presiden.

Presiden mengungkapkan bahwa sejarah mencatat, para santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut.

Jokowi menjelaskan bahwa para santri dengan caranya masing-masing bergabung dengan seluruh elemen bangsa

yang lain melawan penjajah, menyusun kekuatan di daerah-daerah terpencil, mengatur strategi, mengajarkan kesadaran tentang arti kemerdekaan.

Oleh karenanya, mengingat peran historis itu, mengingat peran santri dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti K.H. Hasyim As?yari (Nahdlatul Ulama), K.H. Ahmmad Dahlan (Muhammadiyah), A. Hassan (Persis), Ahmad Soorhati (Al-Irsyad) dan Mas Abdul Rahman (Matlaul Anwar).

"Untuk itu, dengan seluruh pertimbangan, Pemerintah menetapkan Tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional," kata Presiden.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement