Kamis 15 Oct 2015 22:45 WIB

Pemuda yang Direkrut Jadi Teroris Miskin Pengetahuan Agama

Rep: Antara/ Red: Andi Nur Aminah
Siswa mengikuti sesi motivasi dari Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) tentang deradikalisme dan nasionalisme kepada sejumlah siswa di SMK Negeri 35 Jakarta, Jumat (18/9).Republika/Rakhmawaty La'lang
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Siswa mengikuti sesi motivasi dari Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) tentang deradikalisme dan nasionalisme kepada sejumlah siswa di SMK Negeri 35 Jakarta, Jumat (18/9).Republika/Rakhmawaty La'lang

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Mantan teroris yang terlibat dalam pembajakan pesawat Garuda Woyla dan Pengeboman Masjid Istiqlal, Ustadz Ismail menyatakan anak muda yang direkrut untuk menjalankan aksi teroris adalah mereka yang miskin pengetahuan agama. Dia mengisahkan di masa aktif sebagai teroris ia menjadikan anak muda sebagai target utama rekrutmen. Para pemuda ini dinilai masih labil namun memiliki semangat tinggi.

"Kepada mereka diberikan janji-janji manis berupa paket masuk surga asal mau melakukan terorisme. Semangat tinggi itulah modal utama kelompok teror untuk melakukan aksi kekerasan," kata Ismail.

Pria yang telah bertobat dan menyesali perbuatannya di masa lalu ini, tampil sebagai salah satu pembicara dalam dialog yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bertema Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Pemuda Indonesia di Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/10).

Ia berharap tidak seorang pun, terutama generasi muda, yang mengikuti jejaknya. Karena aksi terorisme adalah perbuatan nista. "Disebut nista karena pada praktik terorisme yang saya lakukan saat itu adalah menggunakan pemahaman keagamaan Islam untuk tindakan tak beradab. Kami sengaja memutarbalikkan fakta untuk memengaruhi orang," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement