Rabu 14 Oct 2015 13:08 WIB

Alasan Hari Santri Menjadi Dramatis dan Heroik

Sejumlah santri mengikuti gerak jalan dengan memakai pakaian khas pesantren saat acara Festival santri di Ruang Terbuka Hijau Maron, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (27/9).
Foto: ANTARA FOTO/ Budi Candra Setya
Sejumlah santri mengikuti gerak jalan dengan memakai pakaian khas pesantren saat acara Festival santri di Ruang Terbuka Hijau Maron, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid menilai penetapan Hari Santri pada tanggal 22 Oktober bernilai dramatis dan heroik. Sebab, tangga tersebut merupakan hari Resolusi Jihad yakni keluarnya fatwa Hadratusyeikh KH Hasyim Asy'ari, Roisul Akbar NU pada saat itu yang juga kakek KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

"Saat itu, tanggal 22 Oktober 1945 Mbah Hasyim dan ulama NU fatwa bahwa santri dan umat Islam wajib hukumnya untuk mengusir penjajah dari Bumi Nusantara," tegas Nusron, Rabu (14/10).

Dalam konteks sekarang, menurut Nusron, makna dari hari santri adalah meneruskan jihad melawan kemiskinan dan berbagai persoalan yang sedang dihadapi bangsa.

"Sekarang kiai wajib fatwa mengusir kemiskinan, krisis ekonomi, dan korupsi dari Bumi Nusantara," pungkasnya.

Seperti diketahui, saat kampanye Pemilihan Presiden 2014, Jokowi menyampaikan janjinya untuk menetapkan satu hari sebagai Hari Santri Nasional. Ketika itu, yang diwacanakan sebagai hari santri adalah tanggal 1 Muharram.

Gagasan ini sempat menjadi isu panas karena ditanggapi negatif oleh Wakil Sekjen PKS Fahri Hamzah. Fahri saat ini menyebut gagasan dan janji Jokowi itu dengan kata "sinting" yang membuat ribuan santri marah.

Nusron selaku Ketua Umum GP Ansor saat itu sebagai pendukung Jokowi-JK adalah salah satu yang gencar untuk tetap mengampanyekan agar hari santri benar-benar ditetapkan ketika Jokowi-JK memenangi Pilpres 2014. Nusron juga dalam berbagai debat publik selalu menghadapi argumentasi Fahri tersebut.

Dan terbukti, blunder dengan kata "sinting" itulah yang dianggap oleh kubu Jokowi-JK sebagai salah satu faktor yang ikut menentukan kemenangannya akibat ribuan santri marah pada Fahri selaku pendukung pasangan Prabowo-Hatta.

Kini, setelah satu tahun pemerintahan Jokowi-JK, janji itu segera direalisasikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement