Senin 12 Oct 2015 16:17 WIB

Muslim Rohingya Dilarang Belajar Bahasa Arab

Rep: c16/ Red: Andi Nur Aminah
Anak-anak etnis Muslim Rohingya di pengungsian.
Foto: AP Photo/Gemunu Amarasinghe
Anak-anak etnis Muslim Rohingya di pengungsian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslim Rohingya di kamp pengungsian Rakhine, Myanmar, tidak diperbolehkan belajar bahasa Arab. Sekretaris Kabinet Daerah Rakhine, U Tin Maung Swe, menyayangkan pendidikan yang diberikan untuk anak-anak di kamp pengungsian bukan menggunakan bahasa Myanmar melainkan bahasa Arab.

U Tin menilai hal tersebut sangat tidak relevan dilakukan. "Kalau mau jadi warga negara Myanmar harus belajar dengan menggunakan kurikulum dan bahasa Myanmar," kata U Tin saat berkunjung ke kantor pusat MER-C di Jakarta, Senin (12/10).

Melihat kondisi tersebut, U Tin mengatakan, pemerintah daerah Rakhine akan mengirimkan guru atau tenaga pengajar untuk mengajarkan bahasa Myanmar ke kamp pengungsian. Ia berharap agar MER-C juga bisa mengirimkan relawan pengajar berbahasa Myanmar.

Dia mengakui para pengungsi Rohingya saat ini memang membutuhkan banyak bantuan. Terutama, ia menekankan bantuan dalam bidang pendidikan.

U Tin merasa senang dan mengapresiasi bantuan pembangunan sekolah yang pernah dilakukan kedutaanbesar Indonesia di Myanmar untuk pengungsi Rohingya pada 2014 lalu. "Bantuan seperti sekolah memang sangat dibutuhkan dan bermanfaat sekali di pengungsian, kami senang dengan tindakan tersebut," kata U Tin.

Ia menilai dengan dibekali pendidikan, diharapkan para pengungsi Rohingya ini bisa hidup secara berdampingan masyarakat Budha yang merupakan agama mayoritas di Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement