Selasa 29 Sep 2015 08:53 WIB

Presiden Jerman Ingatkan Batasan Jumlah Pengungsi

Rep: c25/ Red: Damanhuri Zuhri
Sekelompok imigran tiba dengan bus di Munich, Jerman, Ahad (13/9). Jerman terpaksa melakukan pemeriksaan bagi imigran karena melonjaknya jumlah imigran di negara ini.
Foto: EPA
Sekelompok imigran tiba dengan bus di Munich, Jerman, Ahad (13/9). Jerman terpaksa melakukan pemeriksaan bagi imigran karena melonjaknya jumlah imigran di negara ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Presiden Jerman memperingatkan ada batas untuk berapa banyak pengungsi yang negaranya dapat terima dan sedang mempersiapkan diri untuk kedatangan 800.000 orang lagi tahun ini.

"Kami ingin membantu. Kami memiliki hati yang besar. Namun, ada batas untuk apa yang bisa kita lakukan," kata Presiden Joachim Gauck, seperti dilandir saudi gazette.

Ia mengatakan kemampuan Jerman untuk menerima orang juga terbatas, meski ia mengaku belum tahu pasti akan batas itu. Gauck tampaknya berkomentar dengan nada yang lebih hati-hati dibandingkan Kanselir Angela Merkel, yang menyatakan Jerman bisa mengatasi masuknya para pengungsi.

Ini terjadi di tengah tanda-tanda ketegangan antara pencari suaka, bagian dari gelombang migrasi massal ke Uni Eropa dari Timur Tengah dan sebagian Afrika.

Sekitar 14 orang terluka pada Ahad lalu, ketika perkelahian pecah antara dua kelompok pengungsi yang bersaing di pusat pengungsian di kota Jerman barat Calden. Para pengungsi sendiri sedang ditempatkan di tenda-tenda yang didirikan di bekas lapangan terbang.

Sebuah serikat yang mewakili polisi Jerman telah menyarankan para pengungsi harus dibagi menurut agama mereka, untuk mencoba mengurangi risiko konflik.

Popularitas Merkel telah menurun tajam atas penanganan krisis pengungsi, di mana dua jajak pendapat menunjukkan pergeseran suasana hati di negara yang paling padat penduduknya di Uni Eropa tersebut.

Pemerintah pusat pekan lalu telah setuju untuk memberikan 16 negara-negara regional € 4000000000 ($ 4,5 miliar) tahun depan, untuk membantu menutupi biaya perawatan pengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement