REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kekompakan umat Islam dalam mengawal Tolikara perlu dilanjutkan. Roda dakwah harus terus bergerak hingga tidak ada lagi terulang insiden 17 Juli silam.
Direktur Lembaga Kemanusiaan Lazis Ar-Rahman, Ustaz Fabi Firman mengatakan, apa yang dilakukan umat Islam pada momentum Idul Adha merupakan cermin kekuatan kebersamaan.
Kekuatan ini harus terus dijaga karena tidak ada yang tahu bagaimana perkembangan ke depan di Tolikara. "Jangan selesai Idul Adha, selesai juga kita berdakwah," kata dia mengingatkan.
Untuk itu, perlu ada satu wadah yang mungkin bisa dibicarakan kemudian. Wadah ini merupakan tempat seluruh komponen umat Islam bisa memikirkan strategi dan pemetaan dakwah.
Tolikara merupakan satu contoh kasus yang sempat luput dari perhatian umat Islam Indonesia. "Masih ada daerah lain yang butuh bantuan kita," kata dia menjelaskan.
Menurut Ustaz Firman, pihaknya percaya setiap komponen umat Islam memiliki kelebihan masing-masing. Alangkah baiknya kelebihan itu disatukan. "Jadi, masing-masing misalnya ada yang kuat di Pendidikan maka siapkan strategi pendidikan," kata dia.
Untuk Lazis Ar-Rahman, lanjut Ustaz Fabi Firman, telah menyiapkan program khusus yakni "Gendong Anak Papua". Program ini akan diperkenankan Oktober.
"Jadi, kita akan memberikan beasiswa kepada anak generasi Muslim Papua untuk di sekolahkan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Kelak, mereka akan dikembalikan setelah studi untuk membangun dan berdakwah di daerahnya masing-masing," kata dia.
Saat ini, Lazis Ar-Rahman melakukan studi dimana telah didapatkan data anak-anak yang akan diberikan bantuan. Dengan begitu, pada bulan depan program ini diperkirakan sudah dapat berjalan. "InsyaAllah, kalau bukan kita, siapalagi," kata dia.