Kamis 24 Sep 2015 14:11 WIB

Mengapa Disebut Hari Tasyriq? Ini Jawabannya

Lempar Jumrah
Foto: AP
Lempar Jumrah

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap tahun, kita merayakan Idul Adha, 10 Dzulhijjah. Selama tiga hari berturut-turut, sunah berkurban masih bisa dilakukan pada 11, 12, 13 bulan yang sama. Ketiga hari itu lantas disebut dengan hari tasyriq. Mengapa hari-hari tersebut disebut dengan hari tasyriq?

Guru besar fikih Islam Universitas al-Azhar, Kairo Mesir, Abdurrahman el-Adawy, menjelaskan kata tasyriq berasal dari kata syaraqa, berarti terbit yang dikonotasikan dan identik dengan sang surya. Selama tiga hari ini, konon pada awal masyarakat Arab Islam, konon memotong-motong tipis daging hewan kurban untuk dijemur agar awet, biasanya dibuat dendeng.

Pendapat lain menyebutkan, bahwa disebut hari tasyriq lantaran pelaksanaan shalat Idul Adha berlangsung saat matahari terbit semetara ketiga hari itu, secara berturut-turut lekat pada 10 Dzulhijjah. Ada juga yang berpendapat, disebut tasyriq lantaran hewan kurban tidak disembelih hingga terbit matahari.

El-Adawy menjelaskan, ketiga hari ini adalah merupakan tiga hari yang berbilang, seperti tertuang dalam surah al-Baqarah ayat 203."Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. "Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya."

Pada hari ini, para jamaah haji menginap di Mina (mabit).Mereka mabit pada malam 11 Dzulhijjah, barangsiapa yang terburu-buru, maka boleh meninggalkan Mina setelah melempar jumrah di waktu siang pada 12 Dzulhijjah, dan barang siapa yang tidak terburu-buru, maka diperkenankan untuk tetap mabit di Mina, dan meninggalkan kawasan itu pada waktu siang 13 Dzulhijjah. Hari tasyriq ini bukanlah hari yang telah ditentukan seperti disebutkan surah al-Hajj ayat ke-28."Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan." Mengutip pendapat Ibn Abbas, hari yang ditentukan dalam ayat tersebut adalah 10 Dzulhijjah.   

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement