REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsuddin mengatakan, kepedulian tokoh agama juga perlu dikembangkan kembali untuk menciptakan lingkungan yang ramah pada anak. Karena, kata dia, dibutuhkan upaya-upaya untuk mengoptimalkan peran keluarga, peran para pendidik anak, tokoh masyarakat, tokoh agama dan para pembuat kebijakan.
Keterlibatan aspek keagamaan juga dipandang perlu oleh Wiwin Siti Aminah yang berasal dari King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID) yang mengatakan dibutuhkan langkah konkret dari lembaga-lembaga agama untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak.
"Menurut data BPS, penduduk miskin Indonesia mencapai 28,28 juta atau 11,25 persen dari total penduduk artinya ini ada peluang untuk memperparah persoalan penelantaran dan kekerasan pada anak karena tingginya kemiskinan sangat berpengaruh pada tumbuh-kembang anak," katanya.
Menurutnya, program tumbuh kembang anak yang dikembangkan seharusnya lebih banyak ditujukan untuk orang tua, para pendidik, tokoh masyarakat, serta tokoh agama untuk mengetahui bagaimana cara pandang beragam pemangku kepentingan tersebut dalam masalah anak.
"Apakah program tumbuh kembang anak yang sudah berkembang berpijak pada empat prinsip yang telah dirumuskan UN committee on the right of the child karenanya perlu ada upaya untuk mengoptimalkan peran keluarga, pendidik, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pembuat kebijakan. Selain itu kepedulian sosial juga perlu dikembangkan kembali untuk menciptakan ruang hidup yang ramah anak," ujarnya.