REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) Din Syamsudin mengatakan, pentingnya unsur-unsur agama untuk turut serta menangani permasalahan kesejahteraan anak. Ia menilai peran agama dalam pemecahan masalah sosial sudah semakin diakui di dunia.
Menurut Din, kesejahteraan anak adalah tugas kemanusian. Meski kesejahteraan anak pokoknya merupakan tugas orang tua, ia menilai tokoh agama harus berperan. Pasalnya ada saja kasus kekerasan atau penjualan anak yang dilakukan orang tuanya sendiri.
"Jadi perlu kolaborasi antar agama karena masalah anak di dunia ini sangat banyak," ujarnya.
Din yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI mengakui berbagai masalah melanda anak Indonesia. Ia mencontohkan penelantaran anak dan penjualan anak seharusnya menjadi fokus para pemuka agama.
"Agama harus berbicara menangani ini karena banyak anak Indonesia yang menderita," ujarnya saat ditemui dalam dialog CDCC tentang peran antar agama untuk kesejahteraan anak di Jakarta pada Senin, (14/9).
Sebagai mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, ia pernah menggagas program pemberdayaan anak. Ketika itu ia pernah membentuk program rumah singgah bagi anak jalanan. Sayangnya program itu tidak berlangsung lama.
"Muhammadiyah pernah bikin rumah singgah tapi kurang maju karena banyak anak (jalanan) milih cari uang dijalan," katanya.
Dalam dialog yang digagas CDCC itu, Din berharap akan dihasilkan rekomendasi untuk kepentingan kesejahteraan anak. Nantinya rekomendasi itu akan ia sampaikan kepada pihak terkait seperti DPR, Pemerintah, LSM atau ormas."Kita serahkan kepada lokakarya apa yang bisa dilakukan ormas agama kepada penanggulangan masalah anak," imbaunya.