Sabtu 12 Sep 2015 23:36 WIB

Sejarawan AS Buktikan Penyebaran Islam di India Atas Dasar Toleransi

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
Muslim India
Foto: AP
Muslim India

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Sebuah buku baru karya sejarawan Universitas Stanford mengungkapkan pertautan budaya antara Muslim dan Hindu dalam manuskrip berbahasa Sansekerta.

Karya bertajuk Culture of Encounters: Sanskrit at the Mughal Court ini ditulis Audrey Truschke, seorang sarjana terkemuka di bidang sejarah budaya dan intelektual Asia Selatan.

Kebanyakan orang berpendapat, asal usul konflik beragama di India telah dimulai berabad-abad silam sejak Abad Pertengahan, ketika Islam berkuasa di anak benua India. Lewat kajiannya, Truschke membantah gagasan ini.

Ia berpendapat, kejayaan kekuasaan Islam di India abad 16-18 itu pada kenyataannya dibangun atas toleransi dan penghormatan lintas budaya yang luar biasa, ketimbang konflik kultural-religius. Kesimpulan itu diperoleh setelah melakukan telaah atas manuskrip Sansekerta dan Persia dari masa kekaisaran Mughal.

"Penelitiannya melukiskan gambaran yang jauh berbeda dari persepsi umum, yang menganggap kehadiran Muslim selalu bermusuhan dengan bahasa, agama, dan budaya India," tulis pihak Universitas Stanford dalam sebuah pernyataan, dilansir dari The Peninsula Qatar, Sabtu (12/9).

Menurut Truschke, politik pecah belah sebenarnya dikembangkan selama periode kolonial antara 1757-1947. Banyak konflik agama di India telah didorong asumsi ideologis ini. Mereka tidak melacak secara akurat sejarah kedua agama.

"Inggris mengambil keuntungan dari perpecahan Hindu dan Muslim dan menggambarkan diri mereka sebagai pihak netral yang bisa menjaga konflik antara agama-agama kuno di sini," tulis Truschke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement