Kamis 10 Sep 2015 09:31 WIB

Ini yang Terjadi Bila Akal, Jiwa dan Emosi Dididik dengan Benar

Salah satu kegiatan pengajian guru dan staf administrasi yang diadakan oleh Sekolah Bosowa Bina Insani 9SBBI) Bogor setiap Jumat pagi.
Foto: Irwan Kelana/Republika
Salah satu kegiatan pengajian guru dan staf administrasi yang diadakan oleh Sekolah Bosowa Bina Insani 9SBBI) Bogor setiap Jumat pagi.

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR --  Menurut pakar Fisikiawan Barat,  Danah Zohar dalam bukunya Spiritual Quotient (SQ), krisis manusia modern adalah krisis makna. Menurutnya banyak orang yang telah mencapai kemapanan materi namun masih merasakan kehampaan. “Di Amerika Serikat  krisis kejiwaan dapat dibuktikan dengan sering terjadinya bunuh diri di jembatan terpanjang hampir setiap saat,” ujar Dr Ahmad Alim.

Pengasuh Pondok Pesantren Ulil Albab Universitas Ibn Khaldun (UIKA)  Bogor itu mengemukakan hal tersebut saat mengisi pengajian guru dan staf administrasi  Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Kampus Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/9).

Mengutip Imam Ghazali dan Ibnu Jauzi, Alim menegaskan, akhlak yang ditampilkan seseorang adalah berasal dari dorongan jiwanya.  “Lebih lanjut  kedua ulama terkemuka itu  membagi jiwa itu menjadi tiga bagian, yaitu Aqal (Al Aql), emosi (Al Ghadab) dan nafsu (Asy Syahwat),” papar doktor termuda lulusan UIKA Bogor tahun 2011 itu.

Alim mengemukakan, akal, nafsu maupun emosi, bila dididik dengan benar, maka hasilnya luar biasa. “Akal bila dididik dengan benar maka akal akan melahirkan ilmu dan ilmu akan mendatangkan keyakinan yang akan mendekatkan diri seseorang kepada Allah,” ujar Alim.

Begitu pula nafsu. “Bila dididik dengan benar,  maka nafsu  akan melahirkan sifat muru’ah, yaitu sifat yang mampu menjaga diri dari sesuatu yang tidak baik,” tutur Alim.

Alim juga menyebutkan dampak positif emosi yang dididik dengan baik. “Emosi bila dididik dengan benar maka akan melahirkan keberanian yang positif (Asy Syaja’ah) dan bila dibiarkan maka akan melahirkan rasa takut atau “penakut” (Al Jubn),” papar Alim.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement