Rabu 09 Sep 2015 19:52 WIB

Rumah Zakat Pangkas Praktik Negatif Distribusi Daging Kurban

Rep: c16/ Red: Damanhuri Zuhri
Rumah Zakat
Foto: rumahzakat.org
Rumah Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring berkembangnya tekonologi, pendistribusian hewan qurban kini tidak lagi terpaku dengan cara lama dengan membagikan daging segar.

Banyak lembaga yang memilih menyalurkan hewan qurban dengan sistem kornet yang dikalengkan salah satunya adalah lembaga filantropi Rumah Zakat.

CEO Rumah Zakat (RZ) Nur Effendy mengatakan cara ini dipilih untuk meminimalisir dampak-dampak negatif yang sering ditemukan di lapangan.

"Pembagian qurban di masjid biasanya sampai ngantri berdesak-desakkan bahkan sampai ada yang pingsan," ungkap Nur, Selasa (8/9).

Nur menambahkan, penyaluran daging qurban dengan cara tradisional rentan akan modus-modus negatif yang dijadikan bisnis baru menjelang qurban.

Ia juga melihat ada oknum-oknum yang sengaja memanfaatkan seluruh anggota keluarga untuk mengantri agar mereka bisa mendapatkan daging lebih dan bisa dijual ke orang lain. Hal ini tentunya akan menimbulkan ketidakadilan.

Sistem daging qurban kornet atau bagi RZ disebut dengan Superqurban merupakan salah satu alternatif meminimalisir dampak dan praktek negatif tersebut. Selain itu, manfaat lainnya adalah lebih praktis dan dapat menjangkau sampai ke pelosok.

Nur mengaku, hingga saat ini masih proses distribusi masih dalam koordinasi dengan Kementerian PMK untuk bisa mencapai pulau terluar di Indonesia.

Di Indonesia, penyaluran superqurban sudah mencapai daerah-daerah perbatasan. Sedangkan untuk mancanegara, superqurban sudah mencapai Somalia, Palestina, Filipina dan terhauh Nepal.

"Apabila qurban biasa hanya bisa dikonsumsi di hari H dan hari tasyrik, kini dengan superqurban pendistribusian bisa lebih optimal, terstruktur dan tepat sasaran," kata Nur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement