REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eksistensi lembaga pendidikan Islam seperti pondok pesantren (Ponpes) dan madrasah yang mampu tumbuh pesat di tengah masyarakat perkotaan patut menjadi kebanggaan.
“Saat ini Trend-nya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan lain sebagainya, keberadaan lembaga pendidikan yang berbasis keagamaan seperti pesantren dan madrasah menjadi semacam oase baru masyarakat perkotaan,” kata Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Bimas Islam Machasin pada acara Peletakan Batu Pertama dan Peresmian Pembangunan Ponpes Daarul Rahman Jagakarsa, Jakarta, Selasa (8/9).
Machasin melanjutkan, fenomena ini tentu menjadi sebuah peluang sekaligus tantangan eksistensi lembaga pendidikan Islam kedepan. Tak seperti umumnya pesantren yang tumbuh di pedesaan dan perkampungan, Ponpes Daarul Rahman, Jakarta merupakan sebuah tipologi pesantren perkotaan.
“Ke depan, Ponpes yang berada di perkotaan tantangannya semakin besar hal ini seiring tuntutan dengan kebutuhan masyarakat perkotaan dalam konteks persaingan modernisasi dan globalisasi,” ujar Machasin.
Menag berharap, sebagai lembaga tafaqquh fiddin, dalam konteks Ponpes perkotaan, pesantren dapat menjadi pusat konsultasi keagamaan yang berbasis rahmatan lil ‘alamin. “Ponpes dapat mengajarkan Islam yang ramah, bukan Islam yang marah,” ucap Machasin.
Turut hadir dalam acara tersebut Mantan Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, Mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni, Mantan Kasal Laksamana (Purn) Marsetio, Mantan Direktur Jenderal PHU Slamet Riyanto dan beberapa tokoh agama seperti Arifin Ilham.
Dirjen Machasin, mewakili Menag selanjutnya meletakkan batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Pembangunan Ponpes Daarul Rahman. Pembangunan Ponpes yang terletak di kawasan Jagakarsa, Jakarta ini merupakan ruislah dari PT Ambal Akor atas lahan Ponpes Daarul Rahman di kawasan Senopati Dalam II, No 35A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.