REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan siap mengawal Indonesia supaya tidak terjadi perpecahan. Kiai Said baru saja dilantik menjadi Ketum PBNU untuk periode 2015-2020 pada Sabtu, (5/9) di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Kiai Said menyatakan NU sudah sering membuktikan diri sebagai organisasi yang mampu menjadi juru penengah dalam suatu konflik. Sehingga ia berharap NU mampu meneruskan peran sebagai jembatan islah dan rekonsiliasi bagi masyarakat."NU sudah membuktikan menjadi mediator konflik. Para kiai NU selalu bisa menjadi penengah dalam situasi konflik.," ujarnya.
Ia mencontohkan kiai Hasyim Ashari menjadi mendiator dalam periode mencapaian kemerdekaan Indonesia. Saat itu, Kiai Hasyim mampu menjadi penengah hingga akhirnya memberikan restu kepada Sukarno untuk mengawal Indonesia.
Menurutnya, NU seharusnya mampu berperan tidak hanya di Indonesia namun di internasional." NU hadir sebagai mediator untuk menjaga kesatuan bangsa secara nasional bahkan dalam sengketa agama di dunia internasional," katanya.
Terkait berbagai masalah yang melanda Indonesia saat ini, ia mengatakan akan terus berjalan berdampingan dengan pemerintah. Namun ia meminta pemerintah supaya mengutamakan kesejahteraan rakyat."NU menyerukan kepada pemerintah untuk teguh kepada konstitusi. Kebijakan pemerintah harus sesuai kemasyalahatan umat," katanya.
Di sisi lain, ia meminta ketegasan kepada pemerintah saat ini supaya mampu memberi contoh yang baik bagi rakyat."Pemimpin harus berpegang prinsip kepada mensejahterakan rakyat, menyebarkan inspirasi dan memberi teladan," ujarnya.