Kamis 27 Aug 2015 13:22 WIB

Idul Adha Berpotensi Berbeda, NU: Masyarakat Harus Legowo

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Indah Wulandari
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) terpilih, Ma'ruf Amin (tengah) berjalan meniti tangga ketika penutupan Musyawarah Nasional (Munas) IX MUI di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (27/8) dini hari.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) terpilih, Ma'ruf Amin (tengah) berjalan meniti tangga ketika penutupan Musyawarah Nasional (Munas) IX MUI di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (27/8) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriah kemungkinan diperingati pada tanggal yang berbeda oleh umat Muslim di Indonesia.

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ma'ruf Amin meminta umat legowo apabila perbedaan itu terjadi.

Lantaran Muhammadiyah telah menetapkan Idul Adha 1436 Hijriah pada 23 September 2015 mendatang. Tanggal ini berbeda dengan kalender pemerintah. Pada kalender versi pemerintah Idul Adha jatuh pada 24 September.

Ma'ruf menjelaskan, hingga kini memang belum ada kesamaan penetapan tanggal hijriah antara pemerintah dan Muhammadiyah. Menurut dia, saat ini kedua pihak tengah mencari jalan tengah untuk masalah tersebut.

"Sekarang masih dicari cara untuk menentukan almanak ini. Andaikata terjadi perbedaan itu supaya masyarakat legowo," kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia terpilih ini di Istana Negara, Kamis (27/8).

NU sendiri tetap akan melakukan sidang isbat untuk melihat posisi hilal seperti tahun-tahun sebelumnya. Dari sidang itulah baru bisa ditetapkan kapan jatuhnya hari raya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement