Ahad 23 Aug 2015 16:59 WIB

Proklamasi Kemerdekaan Seorang Muslim

Mualaf
Mualaf

Oleh: Meliana

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua kalimat syahadat, "Asyahu an laa ila illah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah," sejatinya adalah bentuk proklamasi kemerdekaan diri seorang Muslim.

Yaitu, proklamasi kemerdekaan dari menghamba Tuhan-Tuhan selain Allah dan proklamasi kemerdekaan dari mencari uswah selain Rasulullah. Dengan kata lain, dengan bersyahadat, seorang Muslim secara sadar telah memproklamasikan dirinya merdeka dari belenggu nafsu dan setan.

Dengan bersyahadat juga berarti seseorang telah bersumpah untuk membaktikan dirinya secara total kepada-Nya. Allah SWT berfirman, "Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS al-An'am [6]: 162).

Selain itu, dengan bersyahadat, berarti seseorang telah menyerahkan penghambaan dan permohonan hanya kepada-Nya. Allah SWT berfirman, "Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan." (QS al-Fatihah [1]: 5).

Namun, dalam perjalanannya, sering kali seseorang lupa akan proklamasi tersebut. Terjebak pada rutinitas kehidupan yang kadang melenakan, membuat diri mengikuti jalan kemungkaran (setan) hingga terjerumus ke dalam jurang kehinaan. Hal ini dapat terjadi jika seseorang terkalahkan oleh hawa nafsunya. Ingat, setan tidak akan pernah berhenti dari membuat buaian kepada manusia.

Padahal, Allah SWT telah menegaskan, "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu. Dan, hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Dan, sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka, apakah kamu tidak mengerti?" (QS Yasin [36]: 60-62).

Dalam ayat lain, Allah menjanjikan surga bagi seseorang yang dapat menolak keinginan nafsunya. "Dan, adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya. Maka, sungguh, surgalah tempat tinggal(nya)." (QS an-Nazi`at [79]: 40-41).

Dengan demikian, melalui proklamasi kemerdekan diri secara totalitas ini akan dapat mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan sejati. Yaitu, kebahagaiaan dan keselamatan di dunia dan di akhirat. Sebagaimana doa yang selalu dilantunkan oleh setiap Muslim pada setiap saat.

"Rabbana atina fiddunyaa hasanah wafil-akhirati hasanah waqina 'adzabannar". (Ya Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka)." (QS al-Baqarah [2]: 201).

Semoga Allah membimbing kaum Muslimin agar senantiasa istiqamah dalam merealisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam dua kalimat syahadat. Amin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement