Sabtu 22 Aug 2015 20:24 WIB

KH Hasyim Muzadi dan Gus Mus tak Masuk Kepengurusan PBNU

Rep: C14/ Red: Bayu Hermawan
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi.
Foto: Antara
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertempat di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj membacakan susunan kepengurusan ormas tersebut untuk masa khidmat 2015-2020.

Yang cukup menarik, ada dua nama tokoh NU yang tak didapati baik di jajaran musytasar (dewan pakar), pengurus harian syuriah, maupun pengurus harian tanfidziyah PBNU kini. Mereka adalah, Hasyim Muzadi dan KH Mustofa Bisri. Yang pertama bahkan sempat menegaskan, kini PBNU vakum kepemimpinan.

Wakil Ketua Umum PBNU Slamet Effendy Yusuf menjelaskan, tak masuknya kedua nama itu tak berarti PBNU periode kini enggan mengakomodir. Seperti diakui, kedua tokoh ini mengkritisi mekanisme Ahlul Halli wa al-'Aqdi (AHWA) pada Muktamar NU awal Agustus lalu.

Slamet menekankan, komposisi kepengurusan yang sekarang disusun berdasarkan masukan-masukan yang muncul dari berbagai daerah. Baik melalui jenjang struktural maupun yang bersifat kultural. Karena itu, kata dia, tim formatur memperoleh nama yang begitu banyak dan tersebar cukup merata dari seluruh Tanah Air.

"Nama yang tadinya tidak pernah kita kenal, di pojok Indonesia, tapi ternyata pengaruhnya besar bagi NU. Itu kita masukkan," ujar Slamet Effendy Yusuf dalam jumpa pers di Kantor PBNU, Jakarta, Sabtu (22/8).

Hadir pula dalam acara itu, Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin dan Sekjen PBNU yang juga legislator DPR RI Helmy Faishal Zaini.  Slamet menjelaskan, komposisi kepengurusan ini juga sudah menampung semua aktivis NU, khususnya generasi muda.

Menurutnya, kalangan muda cukup aktif menyukseskan muktamar NU yang lalu. Karena itu, dia menolak anggapan bahwa ajang pemilihan petinggi PBNU di Jombang itu memunculkan kubu-kubu di internal NU.

"Kami tidak ingin memisah-misahkan, NU itu ada kelompoknya kiai ini, kiai itu. NU itu satu," katanya.

Dari ratusan nama yang dibacakan KH Said, terucap nama-nama sejumlah tokoh nasional. Misalnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mantan menteri pendidikan M Nuh. Keduanya masuk jajaran Dewan Pakar NU.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement