REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Tim Penggerak PKK Nusa Tenggara Barat bekerja sama dengan Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil, serta Himpunan Mahasiswa Universitas NW Pancor meluncurkan program pembinaan Iqra di seluruh lingkungan panti sosial di daerah itu.
Ketua TP PKK NTB Hj Erica Zainul Majdi mengatakan, pelaksanaan program iqra bagi penghuni panti sosial, tidak lain sebagai wadah untuk memberikan pendidikan dan pembinaan melalui metode pembelajaran dan pemahaman ilmu agama, salah satunya Quran dan hadist.
"TP PKK percaya jika kita semua mampu membaca, memahami dan mengamalkan Alquran dan hadist, maka kita akan menjadi manusia yang lebih baik sesuai visi dan misi NTB yakni beriman, berbudaya, berdaya saing dan sejahtera," katanya di Mataram, Jumat (21/8).
Menurut istri Gubernur NTB ini, kegiatan pembinaan melalui program pembinaan iqra ini dapat membantu pemerintah provinsi NTB dalam memberikan penyuluhan dan pemahaman di bidang sosial, khususnya terhadap penghuninya.
Karena itu, dia berharap kegiatan ini tidak hanya terlaksana di UPTD dibawah Dinas Sosial provinsi NTB, tetapi juga dapat terlaksana di UPTD dinas sosial kabupaten/kota. Termasuk, panti sosial di luar milik pemerintah.
"Jadi pembinaan iqra ini tidak sebatas hanya di pantis sosial, tetapi bisa dilakukan dan di amalkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa menjadikan diri lebih baik," jelasnya di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) ?Budi Rini? Selagalas Mataram.
Untuk tahap awal program pembinaan melalui iqra ini, akan di uji cobakan terhadap 140 orang di empat penghuni panti, sedangkan empat panti lain dari total delapan panti di bawah Dinas Sosial Kependudukan dan Pencatatan Sipil akan menyusul.
Ke empat panti itu, yakni Panti Sosial Budi Rini, Panti Sosial Asuhan Anak Harapan, Panti Bina Remaja Karya Putra dan Panti Puspa Karma. Sementara, menurutnya, total penyandang masalah sosial di NTB mencapai 725 ribu orang dengan 26 jenis masalah sosial.
Dalam pelaksanaan pembinaan melalui iqra ini, pihaknya menyediakan pendidik sebanyak 16 orang tutor. Satu tutor akan membimbing 20-25 orang dalam satu kelas. Untuk itu, dia menargetkan dalam kurun waktu satu tahun, seluruh warga binaan bisa mendapatkan pembinaan dan pembelajaran.
"Rata-rata setahun kita ingin ada 200 orang yang dibina dalam program ini, dari jumlah penghuni panti 1.302 orang," kata dia.