REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Alquran, Ahsin Sakho memaklumi, Mushaf Utsmani yang digunakan di Indonesia ada kekurangannya. "Namanya saja hasil usaha manusia, ada saja kekurangannya di sana-sini," tambah dia.
Menurut dia, penulisan (rasm) Mushaf Alquran Indonesia juga perlu dikembalikan berdasarkan kitab-kitab standar yang berkaitan dengan cara penulisan Alquran dengan rasm utsmani.
"Ini karena kita sudah tertulis di situ, jadi Mushaf standar Utsmani. kalau rasm standar Utsmani, harus sesuai dengan ilmu rasm Utsmaninya. Kalau tidak sesuai dengan rasm utsmani, berarti harus dikembalikan kepada rasm utsmaninya," lanjut dia.
Ada beberapa contoh penulisan kata di Alquran Indonesia yang berbeda dengan mushaf utsmani. Misalnya, dalam Alquran Indonesia, kata 'khoiroot' memiliki huruf alifnya. "Sementara di rasm utsmani itu enggak ada alifnya, ini jadi hazful (menghapus) alif," jelasnya.
Pengkajian terhadap Mushaf Alquran di Indonesia bukan berarti mengubah seluruhnya atau sebagian besar penulisan kalimat dalam Alquran. "Hanya perbedaan satu kata dengan yang kata lain, mana yang kita ambil. Tapi, yang paling penting agar Alquran tetap terjaga," ujar dia menambahkan.