Rabu 19 Aug 2015 14:01 WIB
Muktamar NU

PBNU Siap Konkretkan Hasil Muktamar

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indah Wulandari
Ketua Umum PBNU terpilih KH. Said Aqil Siradj (kanan) didampingi Rais Aam Syuriah PBNU KH. Maruf Amin tersenyum ketika dirinya kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2015-2020 pada Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, Kamis (6/8) dini hari.
Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Ketua Umum PBNU terpilih KH. Said Aqil Siradj (kanan) didampingi Rais Aam Syuriah PBNU KH. Maruf Amin tersenyum ketika dirinya kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2015-2020 pada Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, Kamis (6/8) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rais 'Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin menyatakan tengah menyusun keputusan-keputusan muktamar menjadi konkret.

Ma'ruf mengaku langkah-langkah itu termasuk untuk menyebarkan pola pikir Islam Nusantara yang digagas melalui Muktamar dua pekan lalu.

"Saat ini sedang menyusun kelengkapan pengurus dan mem-breakdown keputusan-keputusan muktamar," kata Ma'ruf kepada Republika, Selasa (18/8).

Ma'ruf mengatakan, PBNU akan segera menerjemahkan hasil muktamar menjadi program yang implementatif.

Setelah itu, lanjutnya, program itu masuk dalam rancangan aksi. Kemudian, masing-masing bidang akan menyempurnakan menjadi langkah-langkah konkret.

Ma'ruf menyatakan, hal itu tengah dikerjakan dan secepatnya bisa diselesaikan.

Ma'ruf menyatakan, PBNU akan membenahi cara berpikir warga NU maupun masyarakat luas sesuai konteks Islam Nusantara. Hal itu yakni dengan mengedepankan pola pikir santun, toleran, moderat, dinamis, dan tidak keluar dari manhaj NU.

NU, ujarnya, ingin menyosialisasikan gerakan perbaikan yang berkelanjutan. "Dengan menekankan keseimbangan, NU akan mengawal persoalan agama, maupun masalah sosial kemasyarakatan seperti politik dan ekonomi," kata Ma'ruf.

Selain itu, Ma'ruf menambahkan, NU perlu menghidupkan kembali praktik Nahdliyin yang biasa dilakukan dalam beragama. Ia menjelaskan hal itu seperti membaca shalawat, istighosah, dan tradisi-tradisi NU lain.

"Ini agar semua orang merasa nyaman dalam beribadah maupun bekerja," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement