REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis mengatakan, doa yang dipaparkan KH Chairul Muna cermin kondisi aktual yang terjadi di Tanah Air. itu perlu disampaikan demi mendapat pertolongan dari Allah.
Dengan penyampaian yang detail dan aktual, maka diharapkan akan terdapat pertolongan yang sesuai dengan kondisi aktual itu. “Asal niatnya ikhlas demi mendapat pertolongan Allah, maka isi doa yang detail dan juga mengarah kepada pemerintah tersebut masih cukup sesuai untuk disampaikan dalam sebuah acara kenegaraan,” ucapnya.
Menurutnya, doa merupakan esensi dari sebuah ibadah. Karena, saat memanjatkan doa, maka seseorang melalui doanya tersebut telah mengakui kekuasaan Allah. Pada saat yang bersamaan, seseorang itu telah mengakui kelemahanya sebagai seorang hamba Allah.
Pembacaan doa memang sebaiknya diawali dengan membaca shalawat serta asmaul husna untuk mengagungkan Allah. “Semua tuntunan itu juga telah dilakukan oleh Khoirul Muna dengan tepat,” kata dia.
Dalam doanya, lanjut Cholil, Chairul juga telah menyampaikan permohonan intervensi dari Allah atas segala kondisi yang sedang terjadi. Selain itu, Chairul juga mengharapkan intervensi Allah untuk menyadarkan segelintir pemimpin agar dapat mengemban amanahnya dengan baik.
“Namun, saya berharap, semoga doa itu murni ditujukan kepada Allah. Bukan untuk menuntut manusia. Kecuali, jika memang untuk menyandarkan manusia akan predikat kehambaanya,” katanya.
Sekali lagi ia menekankan bahwa, seluruh singgungan dalam doa itu dimaksudkan untuk menyampaikan kondisi aktual dan dalam rangka memohon pertolongan Allah.