REPUBLIKA.CO.ID,PANDEGLANG -- Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Dewan Dakwah turut menyosialisasikan Setop Trio-Dol di area Pandeglang, Banten.
Tri-Dol bukanlah nama grup band melainkan budaya buang air besar (BAB) yang disebut doli, dolbon, dan dolwah.
"Total di Banten baru 46 persen warganya yang memiliki sanitasi yang baik. Artinya, masih banyak warga Banten yang buang air besar sembarangan (BABS)," kata Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan dan Pengawasan Makanan Dinas Kesehatan Banten Rostina beberapa waktu lalu.
Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang menyatakan, hingga tahun 2013 jumlah KK yang memiliki jamban sehat baru 30,76 persen.
Saat musim kemarau seperti sekarang ini, budaya BABS menguarkan aroma tak sedap di seputar Desa Cigeulis, Kabupaten Pandeglang. Bau itu tak lain berasal dari tinja warga di kali, kebon, dan sawah.
Menghadapi fenomena itu, salah seorang dai Dewan Dakwah yang bertugas di Cigeulis Ustadz Bey Hanafi tak tinggal diam. Melalui bantuan dari LAZIS Dewan Da’wah untuk memberi penyuluhan dan bantuan fasilitas MCK (mandi-cuci-kakus) umum.
"Pada 7-9 Agustus lalu, LAZIS Dewan Dakwah mengajak Tim Penyuluhan Pola Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) dari Environmental Health Student Association Faculty of Public Health, Universitas Indonesia turun ke Cigeulis untuk memenuhi kebutuhan warga Cigeulis," jelas Humas LAZIS Dewan Da'wah, Nurbowo.
Hari kedua di kampung itu diisi dengan penyuluhan PHBS. Dijelaskan bahwa kuman penyakit itu berasal dari tinja kita yang dibawa lalat yang kemudian hinggap di makanan.
Bersamaan dengan penyuluhan, LAZIS Dewan Dakwah mengajak kaum bapak untuk membangun MCK umum. Lokasinya di atas tanah seluas 4 x 10 meter yang diwakafkan Arsal, warga setempat. Selama ini, sumur air di dapur rumah Arsal memang sudah seperti milik umum.