Senin 10 Aug 2015 05:27 WIB

UII Gelar Jalan Sehat Milad ke 72

Rep: heri purwata/ Red: Damanhuri Zuhri
Harsoyo, rektor UII periode 2014-2018
Foto: Heri Purwata/Republika
Harsoyo, rektor UII periode 2014-2018

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Islam Indonesia (UII), Ahad (9/8), menggelar jalan sehat untuk civitas akademika, undangan dan masyarakat sekitar. Jalan sehat menempuh jarak kurang lebih lima kilometer di lingkungan Kampus UII Terpadu di Jalan Kaliurang km 14,5 Yogyakarta.

Menurut Rektor UII, H Harsoyo, jalan sehat dimaksudkan untuk menyemarakan milad ke-72. Selain itu, juga bertujuan untuk mempererat hubungan keluarga dan persaudaraan yang lebih harmonis di lingkungan UII dan keluarganya. "Kegiatan semacam ini berdampak positif bagi kesehatan kita," kata Harsoyo.

Dari segi agama, lanjut Harsoyo, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjadi pribadi Muslim yang sehat dan kuat. "Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW, seorang mukmin yang kuat lebih (sehat jasmani) dicintai Allah, dibanding seorang mukmin yang lemah," kata Harsoyo.

Dijelaskan, tahun 1945, digelar sidang umum Masjoemi (Majelis Sjoero Moeslimin Indonesia) yang dihadiri tokoh politik terkemuka masa itu termasuk di antaranya Dr Muhammad Hatta (Wakil Presiden Pertama Indonesia), Mohammad Natsir, Mohammad Roem, dan KH A Wachid Hasyim.

Salah satu keputusannya, pembentukan Sekolah Tinggi Islam (STI) oleh tokoh-tokoh terkemuka tersebut. STI kemudian didirikan pada 8 Juli 1945 bertepatan dengan 27 Rajab 1364 H.

Dalam perkembangannya, STI menjadi sebuah universitas yang disebut Universitas Islam Indonesia (UII) sejak 3 November 1947. Pendirian UII dimaksudkan untuk memenuhi permintaan sebuah pendidikan tinggi yang mengintegrasikan pengetahuan umum dengan ajaran-ajaran Islam.

Awalnya, kata Harsoyo, UII memiliki empat fakultas yaitu Fakultas Agama, Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Ekonomi, yang mulai beroperasi pada Juni 1948. Sekitar tujuh bulan kemudian, UII terpaksa ditutup akibat agresi militer Belanda.

Banyak mahasiswa dan dosen bergabung dengan tentara Indonesia untuk mengusir Belanda. Pada awal 1950-an, tak lama setelah perang, UII harus memindahkan aktivitas perkuliahan di beberapa tempat di kota Yogyakarta. Bahkan sempat menggunakan Kraton Yogyakarta dan rumah dosen sebagai ruang kelas.

UII mengalami banyak perkembangan antara 1961 sampai dengan 1970 di bawah kepemimpinan Prof MR RHA Kasmat Bahuwinangun (1960-1963) dan Prof Dr dr M Sardjito (1964-1970).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement