REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat Anwar Abbas mengatakan, belum mampunya pemerintah dalam menyediakan kebutuhan sapi akan berdampak pada harga daging. Selain itu, impor sapi berlebihan akan menimbulkan dampak negatif..
"Kita perihatikan dengan tidak dan belum mampunya juga kita memenuhi kebutuhan daging dalam negeri sehingga menteri perdagangan masih harus mengeluarkan izin impor 200 ribu ekor sapi kepada bulog karena kalau tidak maka suply daging sapi ke pasar akan terganggu sehingga harga akan naik,"katanya kepada ROL, Ahad (9/8).
Anwar menjelaskan, jika harga daging sapi masih tinggi di atas Rp 100 ribu perkilo, maka tentu daya beli dan permintaannya akan menurun. Kondisi tersebut tentu akan memunculkan minimnya tingkat konsumsi protein hewani. Dampak lain, minat para pelaku usaha tentu juga akan menurun, baik para pengusaha rumah potong maupun para pedagang daging lantaran sepinya pembeli.
Anwar mengatakan, untuk menurunkan harga dalam waktu jangka pendek pemerintah memilih solusi dengan melakukan impor. Kebijakan itu tidak tepat untuk jangka menengah dan panjang.
"Pertama, kita kehilangan opportunity untuk menciptakan lapangan kerja bagi rakyat kita yang masih banyak menganggur,"ujarnya. Kedua, Anwar melanjutkan, para pengusaha peternakan dalam negeri akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan laba akibat sudah diambil oleh para pengusaha ternak di luar negeri.