Ahad 09 Aug 2015 15:23 WIB

Pesantren Perlu Kembangkan Semangat Kewirausahaan

Rep: c27/ Red: Agung Sasongko
Para santri pondok pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca Alquran saat mengikuti tadarus di Medan, Sumatera Utara, Selasa (23/6).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Para santri pondok pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca Alquran saat mengikuti tadarus di Medan, Sumatera Utara, Selasa (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peranan pesantren tak melulu urusan agama. Ini mengingat, potensi pesantren bisa leluasa berkembang dari berbagai aspek.

 Pada peringatan Ponpes Assalam ke-33, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengutarakan pentingnya peranan pesantren untuk mengembangkan kewirausahaan santri. Hal serupa juga disetujui oleh Salahuddin Wahid pengurus Pondok Pesantern Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.

Ia menegaskan, wirausha penting diajarkan dan diterapkan untuk para santri, bahkan bagi seluruh warga Indonesia.

"Itu tidak usah ditanyakan lagi, sangat penting," ujar Gus Sholah, panggilan dari ulama NU ini saat dihububungi ROL, Ahad (9/8).

Menurutnya, pesantren dengan sistem wirausaha menjadi bagian yang membantu santri lebih termotivasi lagi dalam berkwgiatan. Serta wirausaha merupakan satu langkah mengembangkan keterampilan santri untuk menghadapi kebutuhan masyarakat.

Untuk mengembangkan pesantren wiarausaha, menurut Gus Sholah, sangat penting bantuan dari pemerintah. Tanpa dipungkiri peranan pemerintah tidak bisa disampaingkan untuk berdiri dan berkembangnya pesantren berbasis wiarusaha.

Menilai pentingnya pembelajaran kewirausahaan bagi santri di lingkungan pesantren, pesantren Tebu Ireng di bawah pengurusan Gus Sholah berencana mendirikan sekolah khusus untuk kewirausahaan. Ia menilai sekolah ini akan mampu mengembangkan keahlian para santri.

"Sudah lama memikirkan ini cuma baru bisa dilaksanakan tahun depan,karena keterbatasan dana," ujar Gus Solah.

Gus Sholah menjelaskan bahwa sisten wirausaha yang akan diterapkan oleh Tebu Ireng akan berupa Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Teknopreneur. Sekolah ini akan menekankan pada kaitannya antara wiarusaha dan keahlian teknik untuk para santri.

SMK Teknoprenuer ini berdiri berkat kerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Gus Solah menjelaskan bahwa kerja sama ini baru saja dilakukan pada minggu lalu. " Jurusan antara lain untuk multimedia, kemudian SMK untuk perminyakan atau pertambangan," kata Gus Solah.

Sekolah ini masih dalam proses pengerjaan yang masih menggodog untuk sistem dan kurikulum yang tepat untuk diterapkan. Direncanakan pada Juli 2016 SMK Teknopreuner ini akan menerima siswa baru untuk pertama kalinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement