REPUBLIKA.CO.ID, Berbagai upaya dilakukan untuk menguak sejarah Nabi Musa. Bagaimanapun, Musa AS adalah sosok nabi yang mendapat tempat berharga dalam sejarah tiga agama samawi, yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Musa diperintahkan berdakwah dan memimpin Bani Israel, bersama saudaranya Harun. Selain itu, Musa AS juga mempunyai misi untuk menegakkan tauhid kepada penguasa Mesir ketika itu, yakni Firaun. Salah satu jejak Musa adalah 12 mata air.
Situs ini terletak di perbatasan Provinsi Suez dan perbukitan Sinai, 165 KM dari ibu kota Mesir, Kairo. Sumber mata air ini adalah peninggalan Musa AS, setelah Allah SWT memerintahkan untuk memukulkan tongkatnya.
Keluarlah 12 mata air dengan volume air melimpah yang menyelamatkan rombongan Bani Israil pimpinan Musa dari bencana kehausan, pascapelarian dari kejaran Fir’aun."Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.
Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan." (QS al-Baqarah [2]: 60). Dari kedua belas mata air itu, saat ini hanya lima saja yang mampu bertahan dan cuma satu sumur saja yang berair yakni //bi’r as-syekh//dengan kedalaman 40 kaki.