Jumat 07 Aug 2015 15:29 WIB
Muktamar NU

Beda Pendapat, Nahdliyin Diajak Ingat Pengorbanan Pendiri NU

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Indah Wulandari
Muktamirin berpelukan dengan sorang anggota Banser seusai Rais Aam PBNU Mustofa Bisri memberikan fatwa saat pembahasan rancangan Tatib Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang, Jawa Timur, Senin (3/8).
Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Muktamirin berpelukan dengan sorang anggota Banser seusai Rais Aam PBNU Mustofa Bisri memberikan fatwa saat pembahasan rancangan Tatib Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang, Jawa Timur, Senin (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perbedaan pendapat di kalangan nahdliyin yang mencuat saat Muktamar Nahdatul Ulama ke-33 dinilai sebagai hal biasa dalam era demokrasi.

"Semua warga NU harus mengingat-ingat apa tujuan NU didirikan oleh para pendirinya. Ingatlah berbagai pengorbanan yang dilakukan oleh para pendiri NU supaya NU tegak berdiri," kata Wasekjen PBNU demisioner Aji Hermawan, Jumat, (7/8).

Ia pun mengingatkan para nahdliyin agar menjauhkan NU dari kepentingan sesaat segelintir orang.

“Fokuslah bekerja untuk kepentingan umat. Sayangilan NU  dan nahdliyin. Ini hal penting yang harus diutamakan untuk semakin mengokohkan NU," ujarnya.

Apalagi, ujar Aji, Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin meminta semua  warga nahdliyin memperkuat persatuan dan persaudaraan. Selain itu juga memperkuat persatuan masyarakat Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement