Kamis 30 Jul 2015 15:49 WIB

ACT Bangun Fasilitas ICS untuk Muslim Rohingya

Anak-anak etnis Muslim Rohingya di pengungsian.
Foto: AP Photo/Gemunu Amarasinghe
Anak-anak etnis Muslim Rohingya di pengungsian.

REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSUKON -- Fasilitas Integrated Community Shelter (ICS) yang dibangun Aksi Cepat Tanggap (ACT) selesai dibangun. Fasilitas itu berlokasi di Desa Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, Rabu (29/7).

Selesainya fasilitas ICS memungkinkan pengungsi Rohingya mengisi tempat tersebut. Saat ini, pengungsi Rohingya yang hingga saat ini masih ditempatkan di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Aceh Utara.

Di hadapan jajaran semua Kepala Dinas Kabupaten Aceh Utara dan para hadirin, Bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib mengatakan, ICS yang telah dibangun ACT sudah sangat lengkap dan bagus. “Kami ingin memberi pelayanan terbaik  untuk para pengungsi. Fasilitas yang dibangun ACT ini sangat komplit.  Jadi perlu segera kita pindahkan, agar para pengungsi merasa nyaman,” tegas Muhamad Thaib dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Kamis (30/7).

Bupati juga menyampaikan kekagumannya pada desain seluruh bangunan dan fasilitas yang ada dalam ICS. “Saya seperti berada di negeri khayalan. Padahal ini nyata sekali. Sangat indah,”  katanya lagi, sambil menunjuk ke beberapa blok bangunan di sekitar masjid.

Dalam kesempatan itu, Muhammad Hussein, perwakilan pengungsi Rohingya yang fasih berbahasa Melayu mengatakan saudara-saudaranya yang kini berada di BLK sangat ingin pindah ke kompleks shelter ini. “Bapak (Bupati) mohon agar kami bisa segera pindah ke sini (ICS). Itu permohonan kami Bapak,” pinta Hussein. Menanggapi permohonan ituBupati menyatakan

pihaknya akan segera menggelar rapat dengan semua instansi terkait, termasuk pihak Imigrasi, guna membahas teknis pemindahan pengungsi Rohingya dari Gedung BLK ke shelter yang dibangun ACT.

“Ya kita akan segera pindahkan (pengungsi). Saya instruksikan kepada Dinas Sosial untuk segera membangun komunikasi dengan Imigrasi dan pihak terkait lainnya, agar dibicarakan teknis pemindahan secepatnya,” tanggap Muhammad Taib yang akrab disapa oleh warga Aceh Utara sebagai ‘Cek Mad’.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement