Selasa 28 Jul 2015 18:09 WIB

Rencana Mendirikan Pangkalan Militer di Maladewa, Ini Jawaban Cina

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Anggota militer Cina yaitu People\'s Liberation Army (PLA)
Foto: 21stcenturymilitary.forumotion.com
Anggota militer Cina yaitu People\'s Liberation Army (PLA)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri Cina pada Selasa (28/7), membantah laporan yang menyatakan Cina berencana membangun sebuah pangkalan militer di Maladewa. Namun Cina menyatakan, mereka ingin menjalin hubungan baik dengan negara kepulauan di Samudera Hindia tersebut.

Sebelumnya dilaporkan, Maladewa mengeluarkan undang-undang baru pekan lalu yang memungkinkan pihak asing memiliki tanah di wilayah mereka. Dengan aturan tersebut pihak asing dapat memiliki proyek setidaknya 70 persen dari daerah yang direklamasi.

Kementerian Luar Negeri Cina dalam pernyataannya mengatakan, masalah undang-undang tersebut adalah urusan internal Maladewa. Namun Cina tak menampik keinginan mereka untuk berhubungan baik dengan negara yang dikenal dengan pariwisata mewahnya itu.

Menurut pernyataan kementerian, Cina selalu mendukung upaya Maladewa untuk mempertahankan kedaulatan, kemerdekaan dan integritas wilayahnya. "Apa yang orang-orang katakan mengenai Cina membangun pangkalan di Maladewa, benar-benar tak berdasar," ungkap kementerian.

 

Dalam upaya meredam kekhawatiran akan rencana Cina terkait militer, Beijing berulang kali menekankan bahwa Cina tak ingin membangun pangkalan militer di luar negeri. Pihak oposisi Partai Demokrat Maladewa mengkritisi kebijakan baru Maladewa tersebut.

Mereka mengatakan, kebijakan itu bisa memberikan akses yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada pihak asing untuk dapat beroperasi di Maladewa. Bahkan salah satu anggota partai menyebut, pemerintah sedang memfasilitasi kehadiran Cina yang lebih kuat di Samudera Hindia.

Kekhawatiran itu juga disampaikan India yang memiliki hubungan kuat dengan Maladewa dan Sri Lanka. Terlebih setelah Cina menjalin hubungan kerjasama dengan Maladewa dalam mendanai dan membangun jaringan pelabuhan yang dijuluki String of Pearls.

Pada September tahun lalu, saat kunjungan Presiden Cina Xi Jinping, Maladewa menandatangani kesepakatan dengan perusahaan Cina untuk memperbarui bandara internasional mereka. Ini dilakukan setelah membatalkan kesepakatan dengan perusahaan infrastruktur Cina senilai 511 juta dolar.

Dilansir dari India Today, Selasa, bgi Cina lokasi Maladewa di Samudera Hindia memiliki kepentingan tersendiri berkaitan dengan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Dalam beberapa tahun terakhir pasukan Angkatan Laut PLA mengerahkan kapal untuk mengambil bagian dalam pengawalan anti-pembajakan di Samudera Hindia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement