Senin 27 Jul 2015 17:20 WIB
Muktamar Muhammadiyah

Pelemahan Institusi Keluarga Jadi Tantangan PP Aisyiyah

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko
Ketua Umum Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini memimpin jalannya sidang pleno II dalam Tanwir Muhammadiyah di Hotel Horison, bandung, Jawa barat, Jumat (22/6). Sidang tersebut membahas laporan dinamika gerakan Muhammadiyah di tingkat wilayah dan organisa
Foto: Republika/Agung Supri
Ketua Umum Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini memimpin jalannya sidang pleno II dalam Tanwir Muhammadiyah di Hotel Horison, bandung, Jawa barat, Jumat (22/6). Sidang tersebut membahas laporan dinamika gerakan Muhammadiyah di tingkat wilayah dan organisa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki seabad PP Aisyiyah, Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noorjannah Djohantini, menilai pelemahan institusi keluarga menjadi tantangan kepengurusan Aisyiyah ke depan. Hal itu merupakan dampak negatif perkembangan globalisasi dan ilmu pengetahuan teknologi.

“Sekarang bisa kita lihat, perkembangan kemajuan IT yang sedemikian rupa akan berdampak sosial terhadap institusi terkecil, yaitu keluarga,” kata Siti Noorjannah kepada ROL, Senin (27/7).

Noorjannah melanjutkan, dalam konteks tersebut, peneguhan atau pengokohan menjadi sangat penting. Institusi keluarga yang kuat turut berperan menyemaikan atau mengedukasi individu menuju ketaqawaan.

Menurut Noorjannah, banyak persoalan yang bisa diselesaikan lewat penguatan peran keluarga. Pencegahan korupsi juga bisa diedukasi melalui keluarga, misalnya dengan penanaman nilai anti korupsi dan pembiasaan kejujuran.

Ia mengatakan, sebagai gerakan dakwah dan tajdid, tantangan Aisyiyah adalah tantangan yang dihadapi umat dan kemanusiaan secara universal. Artinya, berbagai tantangan yang dihadapi oleh umat menjadi tantangan dan permasalahan Aisyiyah.

Selain pelemahan institusi keluarga, Noorjannah juga menyebut kemiskinan serta kekerasan terhadap perempuan dan anak sebagai tantangan PP Aisyiyah.

Menurut dia, meningkatnya kasus kekerasan akhir-akhir ini menunjukkan kondisi perempuan dan anak belum sepenuhnya seperti yang diharapkan. Masyarakat mulai permisif terhadap berbagai moralitas yang buruk.

“Kalau terjadi kemiskinan, akhirnya akan berdampak pada perempuan dan anak-anak. Kasus kekerasan ini soal yang tidak sederhana,” kata dia. Muktamar PP Aisyiyah akan digelar bersamaan dengan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, Agustus depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement