REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Eropa-Mediterania berharap pelaksanaan Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur pada 1-5 Agustus mendatang tidak dijadikan ajang berebut kekuasaan dan politik.
“Kami menyerukan kepada seluruh muktamirin agar tidak menjadikan arena muktamar sebagai bentuk politisasi di tubuh NU,” kata Ketua Tanfidziyah PCINU Maroko Kusnadi, dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (27/7).
Ia mengimbau muktamirin menggunakan cara-cara yang baik serta tidak menghalalkan segala cara dalam seluruh aktivitas muktamar, utamanya dalam pemilihan pimpinan Syuriah dan Tanfidziyah PBNU.
PCI NU Eropa Mediterania juga mendorong agar Islam Nusantara yang menjadi tema utama muktamar dapat benar-benar diangkat secara global. Islam Nusantara diharapkan dapat menjadi gambaran Islam yang layak diterima oleh dunia global sebagai cerminan Islam yang rahmatan lil 'alamin.
Mereka juga mengharap agar NU sebagai organisasi Islam terbesar di dunia dapat menjadi uswatun hasanah dalam hal pelaksanaan musyawarah organisasi yang baik demi kemashlahatan umat Islam yang dirahmati Allah SWT.
Pernyataan sikap itu ditandatangani oleh PCI NU Belanda, PCI NU Maroko, PCI NU Belgia, PCI NU Inggris Raya, PCI NU Jerman, PCI NU Prancis, dan PCI NU Swedia.