Senin 20 Jul 2015 07:15 WIB

Bagaimana Pemuka Agama Memandang Konflik Berbasis Agama?

 Warga bersama sejumlah Ormas melakukan aksi menolak keberadaan ajaran Ahmadiyah di lingkungan Bukit Duri, Tebet, Jakarta, Ahad (14/6). (Antara/Akbar Nugroho Gumay)
Warga bersama sejumlah Ormas melakukan aksi menolak keberadaan ajaran Ahmadiyah di lingkungan Bukit Duri, Tebet, Jakarta, Ahad (14/6). (Antara/Akbar Nugroho Gumay)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Tim Peneliti Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kementrian Agama RI

Penyuluhan agama merupakan salah satu kegiatan yang memiliki nilai strategis, khususnya dalam menjalankan fungsi memperlancar pelaksanaan pembangunan di bidang keagamaan. Selama ini penyuluh agama telah berperan dalam melakukan pembinaan rohani dan moral masyarakat. Para penyuluh agama memiliki posisi strategis, karena disamping keberadaan mereka yang ada di tengah masyarakat sehingga lebih memahami persoalan, mereka juga merupakan ujung tombak dari Kementerian Agama dalam pelaksanaan tugas membimbing umat dalam mencapai kehidupan yang bermutu dan sejahtera lahir batin.

Bangsa Indonesia dewasa ini banyak mengalami konflik berbasis agama, sehingga para penyuluh agama diharapkan mampu berkontribusi dalam resolusi konflik di berbagai daerah tersebut. Untuk itu Puslitbang Kehidupan Keagamaan pada tahun anggaran 2012, melaksanakan penelitian Persepsi Penyuluh Agama tentang Konflik Berbasis Agama. Penelitian ini bertujuan memaparkan persepsi penyuluh agama tentang konflik berbasis agama di daerahnya, serta menganalisis posisi penyuluh agama selama konflik berlangsung dan sesudahnya, serta peran mereka dalam penyelesaian konflik berbasis agama atas dasar persepsi mereka tentang konflik.

Untuk memahami persoalan tersebut, penelitian dilakukan dengan kualitatif dengan lokasi penelitian ini meliputi Kabupaten Sukabumi (kasus Ahmadiyah dan Tijani), Kota Bogor (kasus Gereja Yasmin), Kota Bekasi (kasus gereja HKBP-PTI di Ciketing), dan Kabupaten Banten (kasus Ahmadiyah di Cikeusik).

Selanjutnya hasil penelitian..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement