REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bayangkan saja, urgensi menyambung silaturrahim disebut Rasulullah SAW sebagai pokok keempat yang bisa menghantarkan seseorang ke surga.
Ketika Nabi Muhammad SAW ditanya seorang tentang perkara yang bisa memasukkannya ke surga dan menghindarkannya dari neraka, Rasulullah SAW bersabda, "Engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan sesuatupu dengan-Nya, mendirikan shalat, membayar zakat, dan menyambung silaturahmi." (HR Bukhari Muslim).
Rasulullah SAW pun menjanjikan, siapa yang memenuhi empat hal tersebut pasti bisa menghantarkannya sampai ke surga.
Manifestasi baiknya hubungan seorang hamba dengan Rabb-nya dibuktikan dengan harmonisnya hubungannya sesama manusia. Artinya, memutuskan hubungan silaturrahim sesama manusia bisa mengakibatkan putusnya hubungan dengan Allah SWT. Sabda Nabi SAW, "Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi." (HR Bukhari Muslim).
Dr KH Umay M Dja'far Shiddieq mengatakan, "Yang utama, menjaga hubungan silaturahim itu untuk melahirkan hubungan dengan Allah SWT," jelasnya kepada Republika beberapa waktu lalu.
KH Umay berdalil dengan hadis Qudsi yang mengatakan, "Aku (Allah SWT) akan menyambung orang yang menyambungmu (silaturahim) dan memutuskan orang yang memutuskanmu." (HR Bukhari Muslim). Jadi, kuat tidaknya hubungan silaturahim sesama manusia bisa berpengaruh pada kuat tidaknya hubungan hamba kepada Allah SWT.
Pada hakikatnya, silaturahim bukan hanya menyambung hubungan baik dengan orang-orang yang memang sudah terjalin hubungan baik dengannya. Silaturahim yang sebenarnya, yakni mencoba menyambung hubungan baik dengan orang yang memutuskan tali silaturrahim. Jadi, bukan hanya menjaga hubungan baik semata. Tetapi silaturahim adalah menyambung hubungan yang sudah terputus.
Inilah yang dipesankan Nabi SAW. Sebagaimana hadis dari Abdullah bin Amr RA, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya bukanlah orang yang menyambung silaturahmi adalah orang yang membalas kebaikan. Namun, orang yang menyambung silaturahmi adalah orang yang menyambung hubungan dengan orang yang telah memutuskan silaturahim." (HR Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi)
KH Umay mengatakan, banyak sekali keutamaan menyambung tali silaturahim. Keutamaan ini banyak terdapat dalam hadis-hadis Nabi SAW. Hadis dari Anas bin Malik menyebutkan, "Siapa yang ingin diluaskan rizkinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah melakukan silaturrahim." (HR Muslim dan Abu Daud).
Nabi SAW dalam hadisnya juga menjamin pertolongan Allah SWT akan selalu tercurah kepada orang yang selalu menyambung tali silaturahim.
Sebagaimana hadis dari Abu Hurairah RA, seorang laki-laki mengadu kepada Rasulullah SAW tentang upayanya menyambung tali silaturahim. Walau upayanya tersebut selalu ditolak oleh orang-orang yang membencinya. "Selama kamu berbuat demikian maka pertolongan Allah akan selalu bersamamu," sabda Rasulullah SAW. (HR Muslim).
"Kebaikannya akan dikenang, dosanya diampuni, rezekinya dilapangkan dan diberkahi, hubungannya dengan Allah SWT tetap sambung, itulah yang didapatkan orang yang selalu menjalin silaturahim," papar KH Umay.