REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Muhammad Abduh Tuasikal MSc dalam bahasan ucapan selamat pada hari raya Idul Fitri mengatakan, hendaknya ucapan yang majhul dan tidak jelas acuan maknanya ini ditinggalkan. Karena kerancuan dari makna ini, menurut Tuasikal, bisa saja difahami dengan makna lain.
"Minal a'idin" (dari orang-orang yang kembali) bisa saja menimbulkan anggapan bahwa ibadah hanya di bulan Ramadhan saja. Setelah Ramadhan berakhir mereka akan kembali kepada maksiat.
Disamping itu, kebanyakan orang yang mengucapkannya bahkan tidak mengetahui makna dari kalimat ini. Bahkan, ada yang memahami kalimat "minal a'idin wal faizin" artinya adalah "mohon maaf lahir dan batin".
Hal ini disebabkan dua kalimat ini selalu beriringan pengucapannya. Hal ini tentu telah menyimpang dari maksud tahni'ah. Bagaimana mungkin seseorang memberikan ucapan selamat dengan kalimat yang ia tak ketahui maknanya?
Namun, ada juga yang mengatakan ucapan "minal a'idin wal faizin" adalah jenis ucapan penuh makna. Seperti Quraish Syihab dalam tafsir Al Misbah menyebutkan, ucapan minal a'idin adalah singkatan dari "Allahummaj'alna minal a'idin wal faizin" (ya Allah jadikan kami sebagai orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang). Ada kata yang dihilangkan, yakni "Allahummaj'alna".
Menurut kalangan sastra Arab, penghilangan kata ini tak serta-merta membuatnya menjadi majhul. Kata ini sudah masyhur dan dipahami. Sebagaimana orang yang bertanya "makan?" sebagai singkatan dari "apa engkau ingin makan?" Jadi, sama sekali makna kalimat tersebut tak hilang walau ada sebahagian kata yang dihilangkan.
Kesimpulannya, sebagaimana difahamkan Ibnu Taimiyah, kalimat tahni'ah bertujuan untuk memberikan selamat. Dengan adanya kalimat tahni'ah, terjalinlah ikatan hati antar orang yang mengucapkannya. Jadi sebenarnya, tidak perlu menggunakan kalimat-kalimat musykil (sulit difahami) jika orang yang mengucapkan dan diucapkan sama-sama tak mengerti maknanya.
Kalangan ulama Indonesia menganjurkan, sebaiknya menggunakan tahni'ah "taqabbalallahu minna wa minkum" karena kalimat ini lebih jelas maknanya. Disamping itu, kalimat ini juga sudah populer di kalangan ahlussunnah. Banyak riwayat yang berbicara soal popularitas kalimat ini di zaman para sahabat Nabi.
Adapun pengucapan "minal a'idin wal faizin" sebaiknya diiringi dengan irsyadat (pencerdasan) dari orang yang mengerti makna kalimat ini. Agar orang yang belum tahu maknanya, bisa mengerti apa maksud dari kalimat yang terucap kepadanya. Wallahu'alam.