REPUBLIKA.CO.ID,CONAKRY -- Selama bulan puasa Ramadhan, ribuan Muslim Senegal dan Guinea berduyun-duyun menuju masjid paling populer, Conakry.
Meskipun kapasitas masjid hanya 750 orang jamaah. Pada Jumat lalu, lebih dari 2.000 jamaah menunaikan ibadah shalat Jumat di masjid tersebut, termasuk Presiden Guinea, Alpha Conde.
Padahal, medio bulan Maret lalu, pemerintah Guinea telah memerintahkan masjid itu ditutup setelah masyarakat menolak penunjukan Youssouf Camara sebagai imam baru masjid.
"Saya menyesalkan ada perselisihan antara dua saudara karena masjid ini,” kata Conde, selesai merampungkan shalat Jumat.
Maka, ia berjanji akan memastikan perdamaian antara kedua komunitas, menyusul pembicaraan terakhir antara kedua belah pihak agar imam masjid merupakan penduduk asli Guinea.
“Kami terhibur, presiden datang ke sini untuk menyerukan perdamaian antara kedua masyarakat karena Senegal dan Guinea dua paru-paru dalam satu tubuh,” kata juru bicara komunitas Senegal Doudou Bangoura seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (8/7).
Pembukaan masjid dua pekan lalu langsung membuat masyarakat Guinea dan Senegal antusias menghadiri doa bersama dan beribadah jamaah. “Setiap hari, masjid dipenuhi para jamaah,” kata Bangoura lega.