Senin 29 Jun 2015 16:26 WIB

PM Inggris: Serangan Saat Ramadhan adalah Penghinaan Terhadap Islam

Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Foto: REUTERS/Chris Radburn/ca
Perdana Menteri Inggris David Cameron.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris David Cameron, Senin, menyerukan upaya melawan ekstremisme sebagai tanggapan atas penembakan di Tunisia, yang menewaskan sedikit-dikitnya 38 orang, termasuk sejumlah wisatawan Inggris.

"Atas keterkejutan dan kesedihan ini, kita harus menambahkan kata lain: penyelesaian. Penyelesaian langgeng. Kita harus teguh pada cara hidup kita," kata Cameron di koran Inggris "Daily Telegraph" dengan menyerukan tanggapan di dalam dan di negeri.

"Kita harus lebih kuat untuk menjaga nilai-nilai kita - perdamaian, demokrasi, toleransi, kebebasan," tulis Cameron.

"Kita harus lebih tidak toleran terhadap intoleransi - menolak siapa pun yang pandangannya membenarkan narasi ekstremis Islam dan menciptakan kondisi untuk itu berkembang," katanya.

Jumlah korban warga negera Inggris berpeluang naik menjadi lebih dari 30 orang dari jumlah resmi 15 orang, menurut BBC, Senin. Tiga orang warga negara Irlandia, seorang warga negara Belgia, Portugis dan seorang warga negara Jerman juga tewas ketika seorang pria bersenjata menembaki wisatawan di sebuah resor pantai Sousse, Jumat.

Cameron menyeru upaya untuk melawan propaganda dalam jaringan kelompok-kelompok seperti ISIS, yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi juga mengatakan ada kebutuhan untuk memperkuat lembaga-lembaga politik luar negeri.

"Kita juga harus berurusan dengan itu pada sumbernya, di tempat-tempat seperti Suriah, Irak dan Libya, dari mana ISIL menjajakan dan merencanakan kultus kematiannya," kata Cameron, menggunakan istilah lain untuk ISIS.

Melakukan serangan itu selama bulan suci Ramadhan adalah "penghinaan terhadap semua Muslim di seluruh dunia", kata Cameron, "Ini bukan perang antara Islam dan Barat yang ISIL ingin publik percaya. Ini antara ekstrimis yang ingin kebencian berkembang dan seluruh dunia yang ingin kebebasan untuk mencapai kesejahteraan."

Cameron menggambarkan serangan itu sebagai contoh lain dari "kejahatan" yang terlihat dalam serangan di Irak, Kenya, kantor majalah di Paris dan sekolah di Pakistan. Bendera dikibarkan setengah tiang di kantor Cameron di Downing Street pada Senin sebagai bentuk simpati pada korban dan keluarga mereka.

Kejadian itu adalah yang terburuk bagi warga Inggris terkait serangan teror sejak 52 orang tewas dalam pemboman bunuh diri pada sistem transportasi London pada 7 Juli 2005.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement