REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kualitas pengetahuan dan pengamalan ajaran agama Islam yang baik dan benar harus dioptimalkan saat bulan Ramadhan.
"Kita belum bicara yang konsisten memperjuangkannya sebagai jalan hidup, baik dalam kehidupan sosial maupun bernegara. Karena itu, semua umat Islam mestinya berbenah, dan para tokoh umat Islam menyadari hal ini, kemudian melakukan upaya-upaya konkret untuk memperbaiki kualitas umat Islam," ujar Ketua Departemen Pembangunan Karakter Bangsa Korps Alumni HMI (KAHMI) Pusat Dr. Mohammad Nasih, Rabu (24/6).
Ia mengatakan, dengan kualitas pemahaman ajaran agama yang baik, umat Islam akan menjadi umat yang mulia dalam bimbingan Alquran dan hadits.
"Jika tidak demikian, persatuan Ramadhan ini hanya akan menjadi persatuan yang kebetulan saja, bukan persatuan yang memang dirajut dengan desain yang disengaja," ujar Nasih.
Pendiri Rumah Tahfidz Alquran Monash Institute ini juga menjelaskan, di tengah tuntutan agar umat Islam memiliki kualitas pemahaman keagamaan yang baik, ternyata hanya 40 persen Muslim Indonesia yang bisa baca Alquran.
Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta ini bahkan mengungkapkan, hanya 4 persen yang bisa baca dengan tajwid. Yang lebih memprihatinkan, hanya 0,8 persen saja yang bisa baca dengan benar sekaligus mengerti artinya.
“Sebagian besar umat Islam belum mampu memahami Islam secara kaaffah," imbuh Nasih.