REPUBLIKA.CO.ID, BRATISLAVA -- Perdana Menteri Inggris David Cameron mengimbau komunitas Muslim di negara tersebut ikut menangkal pengaruh ISIS. Seperti dilansir Reuters, Jumat (19/6), Cameron menilai, ideologi ISIS mulai mewabah pada sebagian kaum muda Inggris.
Cameron menyinggung dua kasus terbaru pekan ini. Pertama, kasus terkait seorang remaja berusia 17 tahun dari Inggris utara yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Irak. Diduga kuat pemuda yang tidak disebut namanya ini direkrut sebagai simpatisan ISIS.
Kedua, terkait tiga orang perempuan bersaudara yang lari dari suami mereka. Ketiga perempuan ini diduga lari ke Suriah dengan membawa serta kesembilan anak mereka. Menurut Cameron, semua itu hanyalah segelintir contoh mengkhawatirkan, betapa mudahnya warga Inggris terpikat pada ideologi kekerasan.
“Ada banyak orang yang memiliki pandangan begitu sempit, mendukung kekerasan. Tapi itu begitu laku untuk meningkatkan anggapan yang membenarkan narasi ekstremis Islam, dengan mengatakan, ‘Wahai kaum Muslim, kalian menjadi bagian dari kami,’” kata David Cameron, Jumat (19/6).
“Ini membuka jalan bagi anak-anak muda untuk meningkatkan tensi menjadi kehendak untuk membunuh…” tambah dia.
Menanggapi Cameron, Dewan Muslim Inggris Raya menyatakan, komunitas Muslim tidak akan pernah mengajak anak muda untuk mendukung ideologi ekstremis. “Banyak prasangka bahwa Muslim tidak berbuat banyak dan seolah-olah mendukung ekstremisme,” kata Sekjen Dewan Muslim Britania Raya Shuja Shafi.
Kendati demikian, badan yang menaungi lebih dari lima ratus komunitas Muslim itu menyambut baik ajakan Cameron. Shuja lantas menyeru kepada baik pemerintah Britania Raya maupun warga Muslim Inggris untuk bekerja bersama-sama mengatasi masalah ekstremisme.