REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Pendidikan Tinggi Agama Islam Kementerian Agama mencatat pendaftar perguruan tinggi Islam lewat jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) tahun 2015 naik 10 persen dibanding tahun lalu atau menjadi 77.224 pendaftar.
"Ini menunjukkan bahwa 55 PTKIN seluruh Indonesia bukan lagi perguruan tinggi kelas dua tapi sudah menjadi pilihan utama," kata Kasubdit Pengembangan Akademik Muhammad Zain di kantornya, area Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis Kemarin.
Secara umum, tren peningkatan pendaftar PTKIN dari semua jalur penerimaan dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan.
Pada 2012, jumlah peminat sebesar 31.089 dan meningkat pada 2013 menjadi 305.010 dan 2014 tercatat 350.108. Sementara total peminat pada 2015 belum dikalkulasi karena proses penerimaan belum selesai untuk semua jalur.
UM-PTKIN adalah salah satu jalur masuk ke PTKIN selain lewat Seleksi Prestasi Akademik Nasional PTKIN, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Ujian Masuk Mandiri yang dilaksanakan masing-masing PTKIN.
Menurut Zain, tingginya peminat itu dapat memberikan kontribusi bagi Indonesia dalam melahirkan generasi berpendidikan Islam yang moderat.
Posisi PTKIN sendiri, kata dia, sangat strategis dalam mengembangkan demokrasi, toleransi, merajut persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjaga keutuhan NKRI. Alasannya, perguruan tinggi Islam memiliki kurikulum dengan kandungan empat pilar kehidupan berbangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, lanjut dia, memiliki sisi kehidupan demokrasi yang progresif. Perkembangan demokrasi ini juga tidak lepas dari peran serta perguruan tinggi Islam begitu juga cendekiawan Muslim, tokoh-tokoh agama dan ormas Islam yang mengkampanyekan Islam moderat.
Realitas Islam Indonesia, kata dia, cocok dengan demokrasi. Hal itu juga tidak terlepas dari peran civitas perguruan tinggi Islam yang berjumlah 684 lembaga di seluruh Indonesia.